googlesyndication.com

1 Comment
Pekalongan News
Agus Sulistyo (kiri) dalam kegiatan bedah buku Bahurekso: Menyingkap Tabir Sang Legenda Tiga Kota di Gedung Aswaja Kota Pekalongan
Kota Pekalongan
Bagi masyarakat Pekalongan, sosok Bahurekso adalah legenda yang menjadi bagian dari sejarah kebesaran, asal usul dan nama Pekalongan itu sendiri. Ia selama ini dicitrakan sebagai sosok local hero yang dimitoskan oleh masyarakat setempat. Hingga muncul buku karya Agus Sulistyo berjudul, Bahurekso: Menyingkap Tabir Sang Legenda Tiga Kota.

Agus Sulistyo dengan berani memindahkan kemitosan dan kelegendaan sosok Bahurekso menjadi sebuah fakta sejarah yang ia bukukan hingga sosok Bahurekso muncul kembali sebagai tokoh nyata bukan lagi fiktif seperti yang selalu dituturkan oleh masyarakat pesisir. 
"Ini sebuah upaya yang kita lakukan untuk memperjelas keterkaitan sosok bahurekso di Pekalongan antara mitologi dan sejarah. Kita manfaatkan cerita tutur untuk menggenapi bangunan Kontruksi sejarah perjalanan Bahurekso," Demikian Agus membedah buku karyanya dihadapan ratusan audiens dalam kegiatan launching buku Bahurekso di Gedung Aswaja Kota Pekalongan, Minggu (13/11/16).
Tak mudah bagi Agus mengangkat ketokohan Bahurekso kedalam catatan sejarah yang faktual apalagi dalam bentuk sebuah buku. Sebab menurut Agus negeri ini sangat miskin literasi apalagi yang di daerah.

Selama ini, ungkap Agus, bagaimana dirinya mengartikulasikan data-data yang ada, kemudian cerita-cerita yang ada dan selanjutnya mengaitkan data sejarah tersebut lalu dikemas serta disajikan kedalam buku.
"Penggarapannya melalui survai yang lama. Baru ditulis pada tahun 2015, padahal semua data serta riset kita kumpulkan sejak tahun 2010. Dan semua itu murni swadaya tidak ada camput tangan sponsorship manapun," ungkap Agus.
Agus juga mengatakan, kalau yang ia lakukan baru membangun benang merah dan merekontruksi sejarah. Berikutnya direncanakan akan melakukan pengembangan dan pendalaman. jadi kalaulah nanti dalam proses tersebut terjadi kesalahan dan kekurangan maka akan ia revisi.
"Saya menggarap buku ini dengan senang hati. Jujur saya bahagia, sebab saya tak menduga sebelumnya kalau dampaknya ternyata diluar perkiraan," cetusnya.
Agus menyebut, inilah kekuatan riil Bahurekso yang sudah termanifestasikan kedalam bentuk dukungan teman-teman pecinta sejarah dan praktisi serta pemerhati sejarah yang hadir bersama ratusan anggota dari beberapa komunitas.
"Buku ini niatnya mau saya jadikan koleksi pribadi karena rencana awal sebenarnya mau bikin film dokumenter, untuk itu saya butuh data guna menyusun sekenario. Namun setelah data terkumpul malah jadi sebuah buku dan teman-teman malah menginginkan untuk diangkat sekalian," beber Agus.
Kesimpulan dari Tokoh Bahurekso ini, kata Agus, Bahwa dia adalah sosok sejarah yang memiliki jasa besar. Bukan karena keturunan ningrat ia lantas diangkat menjadi pejabat Mataram, namun karena ia lebih memiliki karir yang menanjak sebagai orang kepercayaan Mataram sehingga didaulat untuk mewakili kebijakan Mataram di daerah pesisiran. Terutama pesisir utara sebelah kulon.

Post a Comment

 
Top