googlesyndication.com

0 Comment
Pekalongan News
BEKRAF fasilitasi pembentukan ekosistem desa kreatif di Maumere dilaksanakan selama 3 bulan yakni sejak bulan Juli 2016 sampai dengan September 2016 yang difokuskan pada pengembangan Tenun Ikat Sikka. 
Maumere, 27 September 2016
Presiden Jokowi melalui arahannya untuk menjadikan ekonomi kreatif sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Desa Kreatif berperan untuk mendukung ekosistem dalam pengembangan ekonomi kreatif. Untuk itu, pengembangan atau pembentukan ekosistem Desa Kreatif yang digagas oleh Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif Indonesia) melalui Deputi Infrastruktur mengacu kepada 16 subsektor dan 5 Rantai Nilai Ekonomi Kreatif, serta 5 aktor (Akademisi, Bisnis, Community, Goverment dan Media.

Artinya program ini dilakukan secara bersama-sama dan sinergi oleh lintas pemangku kepentingan yang melibatkan Pemerintah baik pusat maupun daerah, komunitas kreatif sebagai representasi masyarakat, akademisi dan para pelaku usaha.

Deputi Bidang Infrastruktur Bekraf, Hari Santosa Sungkari menjelaskan bahwa Pembentukan Ekosistem Desa Kreatif tersebut dimaksudkan untuk mengenali potensi desa dengan  berusaha mengetahui dari 16 subsektor Ekonomi Kreatif yang paling potensial di desa tersebut dan selanjutnya potensi industri tersebut ada di rantai nilai yang mana dari ke lima rantai nilai, yakni; Kreatif, Produksi, Distribusi, Konsumsi dan Konservasi. 
“Bermula dari pemahaman akan potensi yang ada di desa khususnya dari 16 subsektor ekonomi kreatif tersebut kita akan angkat guna dapat mengembangkan ekonomi daerah. Ekosistem yang ini juga ditujukan agar susbsektor yang dikembangkan ada multiplier effect sehingga mampu melahirkan banyak usaha rintisan dan startup dibidang ekonomi kreatif,” jelas Hari Santosa Sungkari.
Lebih jauh dijelaskan bahwa, program fasilitasi Pembentukan Ekosistem Desa Kreatif memiliki tujuan utama seperti; peningkatan PDRB, pembukaan lapangan tenaga kerja, serta pengembangan ekonomi berbasis kearifan lokal.

Sebagai pilot project untuk pelaksanaan Program fasilitasi Pembentukan Ekosistem Desa Kreatif dan secara khusus sebagai upaya Bekraf dalam mengenali pola masing-masing daerah dipilih 3 daerah, yakni; 6 desa di Maumere,  2 desa di Batang, dan  2 desa di Lombok Tengah. 

Program di ketiga daerah tersebut telah berjalan dengan baik dan sangat berhasil sebagai langkah awal dalam pemetaan potensi yang ada dan kemudian dilakukan worksop secara bertahap. Pelaksanaan program fasilitasi pembentukan ekosistem desa kreatif di Maumere dilaksanakan selama 3 bulan yakni sejak bulan Juli 2016 sampai dengan September 2016 yang difokuskan pada pengembangan Tenun Ikat Sikka. 

Terkait dengan pengembangan Tenun Ikat Sikka ini, Bekraf bekerjasama dengan berbagai pihak melakukan workshop yang diikuti oleh 50 pengrajin / penenun dari berbagai kelompok yang ada di Maumere. Tahapan-tahapan dalam program ini pertama-tama adalah peserta diajarkan bagaimana memanfaatkan pewarnaan alam mulai mengenal warna dasar, komposisi dan padupadan warna, kemudian pengenalan trend tekstil, membuat pola atau desain dasar, serta praktik.

Kegiatan di Maumere ini akan ditutup pada tanggal 30 September 2016, dan selama 3 bulan workshop ini para pengrajin/penenun telah mampu menghasilkan karya yang sangat luar biasa dan rencananya akan dipamerkan di Jakarta pada bulan November 2016 nanti.

Untuk daerah  Batang yakni fokus pada Batik dan telah dilaksanakan sejak bulan Agustus 2016 dan akan ditutup pada bulan Oktober nanti. Kemudian untuk daerah Lombok difokuskan pada pengembangan Tenun Songket dan sudah dimulai sejak bulan September dan akan ditutup pada bulan November 2016 nanti. Hasil karya dari para peserta dari dua daerah ini rencananya juga akan dipamerkan di Jakarta.

Post a Comment

 
Top