 |
| Ki Barep dari sanggar seni ireng, Kota Tegal menampilkan lakon Lurah Kebugisan dalam penutupan Hut Kota Tegal ke 436 |
Kota Tegal
Kisah Lurah Kebugisan Tegal yang hidup di masa kepemimpinan Bupati Reksonegoro ke-9, diangkat menjadi lakon pementasan wayang golek khas Tegalan yang dibawakan oleh Ki dalang Barep dari Sanggar seni Ireng menjadi puncak acara peringatan Hut Kota Tegal ke 436.
Pagelaran wayang suroloyo tersebut dipentaskan, Sabtu malam (30/4/16) di selatan Alun-alun Kota Tegal disesaki masyarakat yang juga dihibur oleh pementasan musik khas Panturanan.
Walikota Tegal, Siti Masitha Soeparno mengatakan, wayang golek dengan lakon Lurah kebugisan merupakan carangan wayang khas Tegalan yang mengisahkan revitalisasi peran birokrasi pada masa Bupati reksonegoro ke 9.
Kisah Lurah Kebugisan Tegal yang hidup di masa kepemimpinan Bupati Reksonegoro ke-9, diangkat menjadi lakon pementasan wayang golek khas Tegalan yang dibawakan oleh Ki dalang Barep dari Sanggar seni Ireng menjadi puncak acara peringatan Hut Kota Tegal ke 436.
Pagelaran wayang suroloyo tersebut dipentaskan, Sabtu malam (30/4/16) di selatan Alun-alun Kota Tegal disesaki masyarakat yang juga dihibur oleh pementasan musik khas Panturanan.
Walikota Tegal, Siti Masitha Soeparno mengatakan, wayang golek dengan lakon Lurah kebugisan merupakan carangan wayang khas Tegalan yang mengisahkan revitalisasi peran birokrasi pada masa Bupati reksonegoro ke 9.
“Pesan yang diangkat dalam pementasan ini adalah tentang loyalitas seorang abdi praja dan pesan pentingnya pajak untuk kesejahteraan rakyat,” ungkap Walikota.Walikota menyebut, lakon yang dimainkan menggambarkan sebuah dinamika dan keterbukaan serta mawas diri dari seorang Lurah di masa Bupati Reksonegoro, yang sadar bahwa peranya di dunia adalah sebagai khalifah semata.
"Sebagai pelaku pembangunan di masa lampau. Lurah Kebogisan digambarkan memiliki peran strategis dan sebagai ujung tombak mensejahterakan rakatnya, lurah mengemban fungsi pembangunan harus dapat bersikap rumangsa melu handarbeni, wajib hangrungkebi, mulat sarira hangrasa wani,” terang Walikota.Keberanian Lurah Kebugisan antara lain memiliki sikap mawas diri, merasa ikut memiliki dan menjauhkan sikap acuh dalam pembangunan dengan membuktikan diri berpartisipasi dalam pembangunan.
“Jika hal tersebut dimiliki seorang abdi negara, maka akan menjadi pedoman kepemimpinan yang dekat dan dicintai rakyatnya,” sebut Walikota.Sementara itu, kegiatan pementasan wayang golek khas Tegal tersebut menurut Walikota, merupakan bentuk nyata kearaifan lokal yang dimiliki masyarakat Kota Tegal.
"Eksistensi tersebut menjadi salah satu identitas asli daerah yang harus dipertahankan dan dikembangkan," ujar Walikota.
Post a Comment