googlesyndication.com

0 Comment
Tolak Galian C, Warga Brayo Duduki Mapolres Batang
Topan Purwanto, koordinasi aksi memberikan pernyataan usai melakukan audensi dengan Polres Batang
Batang
Trauma dengan dampak galian C, sebanyak 200 an warga Brayo, Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang kemarin siang menggeruduk Mapolres Batang. Dengan menggunakan beberapa truk dan mobil angkutan terbuka, ratusan warga tersebut memadati halaman Mapolres sambil membentangkan berbagai macam sepanduk bertuliskan tuntutan penutupan galian C di aliran sungai Lohjahan di Desa mereka.
"Akibat dari aktivitas penambangan galian C liar tersebut, Daerah Aliran Sungai (DAS) menjadi rusak, sehingga para petani tidak bisa bercocok tanam karena sawah tidak bisa teraliri air," ungkap Koordinator aksi, Topan Purwanto.
Dijelaskan Topan, dua tahun lalu di sungai Lohjahan terdapat aktivitas penambangan liar di DAS, yang mengakibatkan kerusakan lingkungan sehingga para petani menjadi korban. Sekarang ini muncul kembali aktivitas yang sama dari penambang liar tersebut
"Kami trauma terkena dampak yang sama, hingga kami minta kepada yang berwenang menertibkan galian c tersebut, apalagi lokasinya ditempat yang sama seperti dua tahun yang lalu," ujarnya.
Topan Bertutur, sebelumnya warga sempat melakukan audensi dengan pihak terkait, namun hasil dari penindakan yang dilakukan petugas di lapangan tidak memuaskan warga.
"Kami akhirnya mengadu kesini (Mapolres) karena hasilnya belum memuaskan dengan bukti masih ada beberapa alat berat di lokasi penambangan," ucapnya.
Warga berharap, pemerintah bersama jajaran kepolisian menertibkan keberadaan galian C liar tersebut sehingga tidak merusak lingkungan dan DAS.
"Kami mohon, kalau memang tidak ada ijin ya harus ditertibkan, sesuai aturan saja sudah melanggar. Apalagi aktivitas mereka sangat meresahkan petani. Mereka sudah melakukan pengerukan badan sungai terlalu dalam akibatnya aliran sungai terjebak di kubangan yang mereka gali. Air terjebak tidak bisa kemana-mana, padahal pemerintah sudah menghabiskan anggaran Rp 500 juta untuk merehabilitasi lokasi tersebut, ini malah dikeruk lagi," sesalnya.

Post a Comment

 
Top