googlesyndication.com

1 Comment
Gelombang panas di musim kemarau tahun ini sudah mulai menimbulkan masalah di Kota Pekalongan, selain tingginya suhu udara, paparan panas yang terpancar berpotensi menyebabkan kebakaran. Seperti yang terjadi kemarin, diduga karena panas yang berlebihan, Tumpukan sampah setinggi hampir 15 meter di zona 2 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Degayu, Rabu (21/10/15) kemarin terbakar. Api pertama kali diketahui petugas di unit pengolahan sampah TPA Degayu sekitar pukul 10.30 WIB.
"Saat itu kita sedang acara di bawah sana mas, tiba-tiba muncul api. Sedangkan diatas tidak ada orang," ungkap Harjo, petugas lapangan TPA Degayu sambil menunjuk kearah ketinggian tumpukan sampah.
Menurut Harjo, titik api timbul mungkin karena kekeringan atau suhu panas yang tinggi.

Ditemui di lokasi, Kepala Seksi Kesiap siagaan BPBD Kota Pekalongan, Hengky Susilo mengatakan, pemicu api karena panas berkepanjangan di tambah karena keringnya sampah hingga muncul gas dibawah gunungan sampah.
"Kendati pihak TPA Degayu sebelumnya sudah membuat cerobong-cerobong dibeberapa titik untuk mengurai dan mengeluarkan gas yang mudah terbakar dibawah sampah akan tetapi karena panas yang menumpuk akhirnya terjadi kebakaran," terangnya.
Dijelaskan Hengky, gas yang terjebak di pusat bawah sampah akan menyulitkan tindakan pemadaman karena meski di atas sudah basah akan tetapi dibawahnya api masih membara.

TPA Regional Degayu Kebakaran
Tumpukan sampah setinggi hampir 15 meter di zona 2 TPA Regional Degayu terbakar, Rabu (21/10/15)
"Proses penanganannya seperti yang sudah biasa terjadi akan lama. Tapi kita sudah kerahkan tiga unit mobil pemadam kebakaran yang ada di Kota untuk mengatasi kebakaran ini," tuturnya.
Menurut Hengky pihaknya belum perlu meminta bantuan damkar dari daerah lain karena tiga unit damkar sudah dikerahkan semua.
"Hanya saja soal waktunya kita belum bisa bicara karena didalam masih ada bara api.
Dari pantauan lapangan memang terjadi kesulitan dalam menangani kebakaran sampah di TPA Degayu, secara umum api memang bisa dipadamkan, akan tetapi ketika mobil damkar meninggalkan lokasi untuk mengisi ulang air, api kembali muncul. Bahkan di beberapa tempat api malah lebih besar dari sebelumnya.

Plt Badan Lingkungan Lidup (BLH), Sutarno mengatakan, pihaknya sudah menangani dengan mengerahkan alat berat untuk memotong-motong sampah dan memisahkan antar potongan tersebut untuk menghindari sampah menyatu.
"Sehingga api akan lebih mudah ditangani. Sampah akan disekat dan dipisahkan setelah lebih dulu dipotong agar lebih cepat dan mungkin sore sudah bisa selesai," tandasnya.

Post a Comment

 
Top