Kantor Humas Pemerintah Kota Pekalongan pun tampak semarak dengan berpakaian adat kendati sebagian dari mereka harus bertugas di luar ruanagan |
Kota Pekalongan
Kehadiran Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah, Prijo Anggoro BR di jajaran Pemerintah Daerah Kota Pekalongan sebagai Pelaksana Jabatan Walikota menggantikan Walikota lama cukup membawa dampak perubahan suasana.
Hal tersebut dibuktikan dengan apel pagi yang digelar, Kamis (15/10/15) bernuansa tradisional Jawa, Pj Walikota diikuti jajaran SKPD berpakaian adat Jawa lengkap. Kain jarik, beskap, kain surjan dan blangkon banyak dikenakan PNS pria sedangkan PNS wanita mengenakan kain panjang, kebaya simpel dan kebaya moderen.
Adanya aturan baru yang sebelumnya masih menjadi wacana tersebut tak pelak membuat penampilan para pegawai dilingkungan Pemkot terlihat meriah.
"Tadi saya sangat terkesan dengan pelaksanaan apel pertama dengan mengenakan pakaian adat Jawa," ungkap Asisten I Slamet Prihantono yang tampak gagah mengenakan setelan kain beskap hitam dan kain batik panjang.
Pelaksanaan apel pagi dengan mengenakan pakaian adat jawa menurut Slamet Prihantono jadi tampak khidmad dan mengesankan.
Sedangkan menurut Pj wlikota Pekalongan, Prijo Anggoro BR usai pelaksanaan apel mengatakan, memakai pakaian adat atau tradisional menunjukan keaneka ragaman budaya dan sebagai salah satu bentuk upaya pelestarian terhadap budaya itu sendiri.
"Pakaian adat itu tidak kuno, didalam pakaian adat atau tradisional ada jati diri dan karakter bangsa sekaligus sebagai upaya nguri-uri budaya kita sendiri," terangnya.
Kebijakan yang diawali dengan wacana tersebut akhirnya tertuang dalam suatu aturan Pejabat Walikota Nomor 060/03798 yang berisi kewajiban berpakaian adat jawa atau tradisional setiap tanggal 15 setiap bulanya bagi PNS dilingku ngan Pemkot.
Post a Comment