Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo tampak serius mengamati proses pembuatan batik, dalam kunjungan kerjanya ke beberapa IPAL industri batik di Kota Pekalongan, Rabu (23/9/15) |
Kota Pekalongan
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo akan melawan siapa saja yang membuat isu untuk mematikan industri batik di Pekalongan dan akan memperkarakan pihak-pihak dari negara lain yang meniru motif untuk keuntungan pribadi, pernyataan itu dilontarkanya usai meninjau instalasi pengolahan air limbah (IPAL) sederhana milik CV Ravena Batik Garmenindo di Kelurahan Poncol Kota Pekalongan, Rabu (23/9/15).
"Kita bisa dan mampu.Industri batik di Pekalongan nggak boleh punah. Harus terus tumbuh menguasai pasar Indonesia dan menguasai pasar dunia," tegasnya.
Bukan apa-apa, saya tidak punya kepentingan apa-apa, tapi kita tunjukan bahwa limbah bisa diolah dengan baik.
"Kedepan, saya ingin semua rumah industri batik harus memiliki ipal. kita tes karena ternyata pemkot sudah punya alatnya. Kita akan bantu sertifikasinya," ucapnya menegaskan.
Maka yang begini-begini kita selesaikan sambung Ganjar. beberapa waktu lalu saya ngobrol dengan beberapa tokoh masyarakat yang ada di Kota Pekalongan. Satu sisi ada yang mengeluhkan soal limbah batik tapi ada sisi lainya ada yang memberikan solusi.
“Ada beberapa alternatif yang ditawarkan, saya mau lihat seperti toilet industri. Kita mau lihat, ini adalah originalitas masyarakat untuk menye lesaikan persoalan-persoalan yang ada," terangnya.
Disisi lain, Ganjar juga menyampaikan dirinya mendapat laporan produk batik Pekalongan banyak dicontoh oleh negara lain.
"Saya akan kontak kemenlu, saya akan kontak duta besar. Bila perlu kita gugat dia (para peniru) untuk dia kembalikan, ndak boleh," ancamnya.
Ganjar menilai, Sebenarnya Indonesia sudah memiliki hak intelek tualistas (Intelctual Property raihgt) yang sudah diakui dunia, maka dirinya akan mendorong perlindungan hukum terhadap karya anak bangsa terutama batik.
"Kalau yang begini-begini pemerintah tidak peduli, maka kita akan kolaps pelan-pelan tanpa kita sadari," tuturnya.
Dirinya hanya butuh laporan detailnya, negara mana saja yang melakukan pemalsuan produk batik Pekalongan.
"Dan yang ketahuan menggunakan produk itu hasil dari 'nyonto' ke kita, kasih tahu kita. Ngko tak parani (nanti akan didatangi)," cetusnya.
Post a Comment