RD terbaring lemah ditunggui neneknya |
Kota Pekalongan
Hanya karena memakai sepatu berwarna merah, RD (16 th) siswa kelas IX SMP 5 Kota Pekalongan harus menanggung sakit dan tak bisa mengikuti ujian sekolah karena ditampar oleh gurunya dipipi sebelah kananya. Peristiwa itu terjadi Selasa (7/4/15) saat dilakukan pengarahan oleh pihak sekolah di hari kedua ujian.
Menurut keterangan RD, Jum'at (10/4/15) di rumahnya ketika hampir semua media datang menjenguk, peristiwa tersebut datang tiba-tiba.
" saya waktu itu sedang mendengarkan pengarahan dari guru sambil jongkok bersama teman lainya, datang guru F langsung menampar saya." tuturnya.
Meski menahan sakit dan melanggar ketentuan sekolah yang mengharuskan memakai sepatu berwarna hitam RD masih diperbolehkan mengikuti ujian dan rela sepatu merah kesayanganya disita pihak sekolah.
" saya merasa sakit disertai demam dan muntah-muntah malam harinya, kepala saya terasa pusing dan telinga berdengung." lanjutnya.
Peristiwa tersebut sampai ketelinga wartawan, ketika dalam satu kesempatan, ayah korban ditegur oleh atasanya karena tidak masuk kerja. Namun begitu tahu bahwa ayah korban yang bernama muribno tidak masuk kerja lantaran sedang mengurusi anaknya yang menjadi korban pengaiayaan, sang atasan berinisiatif sendiri melaporkan kejadian tersebut kekoleganya yang berprofesi sebagai wartawan hinnga akhirnya ditulis dan diberitakan di koran.
Post a Comment