googlesyndication.com

0 Comment
PHRI Bersama Pegiat Wisata Pekalongan Bentuk BPD
PHRI di hotel Namira
Kota Pekalongan
Keinginan agar kota Pekalongam dan sekitarnya kembali menjadi kota destinasi atau tujuan wisata, mulai menggeliat. Para pegiat wisata di Kota Pekalongan dan sekitarnya sepakat membentuk Badan Promosi Daerah (BPD), mereka semua bermimpi agar Pekalongan kembali menjadi Kota Destinasi wisata bukan sekedar kota transit atau Kota yang hanya dilewati di jalur Pantura.
Hal tersebut disepakati saat diadakannya Laporan Pertanggungjawaban LPJ dan Pembentukan pengu rus baru Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Kabupaten Pekalongan, Senin (16/2/15) di Hotel Namira Pekalongan.

Hal tersebut pula yang jadi pertimbangan peserta saat diskusi ringan setelah pembacaan laporan per tanggung jawaban Ketua PHRI Drs H Syamsul Bakhri serta sharing informasi akan dunia perhotelan.

Sebelumnya Ketua PHRI menyampaikan beberapa informasi penting terkait aturan baru di PHRI. Antara lain penggunaan genset bagi perhotelan dan restoran yang perlu dilaporkan ke dinas ESDM.

"Terkait pelaporan jenis genset, kita harus hati-hati. Karena hotel horison Semarang sudah kena semprit karena belum melakukan pelaporan. Tapi di daerah juga belum ada regulasi jelas tentang ini. Kadi sementara kita pantau dan tetap berhati-hati," ucapnya 
Hal lain yang juga cukup penting disampaikan adalah pendaftaran serta cek kualifikasi bintang bagi hotel. Karena pada tahun ini akan ditertibkan lebih ketat. Sebab jika tidak segera didaftarkan hukumannya, hotel bersangkutan akan ditutup.

"Kami juga akan segera melakukan pendataan ulang resto dan rumah makan di Pekalongan yang semakin banyak. Dan yang utama penyusunan kode etik, agar tidak ada perang tarif sesama anggota," tegas dia.

Ketua Kadin Ricsa Mangkula, yang hadir dalam acara tersebut menambahkan sebagai pengusaha dirinya banyak memiliki pengalaman saat menikmati layanan hotel.

"Saya banyak pengalaman buruk akan perhotelan di Pekalongan, terutama pengalaman dari rekan KONI dan bisnis saya. Saya share di forum ini sebagai bentuk info bagi pengelola hotel saja. Agar lebih berikan pelayanan terbaik ke pelanggannya kedepan," ucap pimpinan REI karesidenan Pekalongan tersebut.


"PHRI menurut saya juga harus hubungi agen travel. Untuk kemudahan promosi, dan juga kerjasama dalam meraih pelanggan," sarannya.

Acara yang dilanjut dengan diskusi antara anggota tersebut, ternyata banyak hal menarik yang diuta rakan. Dari protes kost-kostan jadi mess karyawan sehingga  hotel bujed sangat merugikan. Sampai mengecilnya potensi tamu hotel di Pekalongan.
Akhirnya diskusi mengerucut, bahwa dulu pernah diwacanakan gerakan promo bersama, yang ingin digerakkan lagi.

"Dulu kita pernah hampir bikin Badan Promosi Daerah. Yang difasilitasi Pemkot dan Pemda. Kami harap bisa kita lanjutkan lagi," ucap Cucut pengelola Hotel Indonesia.

Ditambahkan David L Sanur dari Hotel Marlin, dirinya juga sepakat.


 "Kita harus segera bentuk BPD ini, agar promosi wisata semakin bagus dan usaha kita semakin ramai," ucap dia.

Akhirnya dalam kesempatan kemarin, diputuskan akan melakukan pertemuan lebih besar dengan penggiat wisata dari Pekalongan dan sekitarnya untuk menyusun badan promo tersebut. Dengan target pada bulan April sudah mulai bergerak, berbarengan dengan even Batik Dunia di Pekalongan.

Post a Comment

 
Top