googlesyndication.com

0 Comment
Kota Pekalongan-
Prilaku menyimpang dengan cara merugikan orang lain bisa di lakukan siapa saja dan dimana saja, hal tersebut di buktikan dengan tertangkapnya dua orang mahasiswa yang kedapatan mencuri helm Selasa (11/11/14) di halaman parkir kampus STAIN. Menurut kesaksian salah satu security kampus setempat, kasus tersebut  terungkap berawal dari sering terjadinya kasus laporan kehilangan helm yang masuk, hal tersebut tentu saja sangat mere sahkan sebagian mahasiswa lainya yang menganggap walaupun sudah ada keamanan yang di backup oleh jaringan CCTV yang mengitari penjuru kampus tetap saja tidak aman dan nyaman karena faktanya kasus kehilangan helem masih saja berulang, hingga suatu ketika salah satu sekuriti sempat memergoki oknum mahasiswa sedang menyobek stiker yang terpasang di helm  dengan ciri-ciri sama persis dengan sebuah helm yang di laporkan hilang oleh seorang mahasiswa Sabtu (9/11/14) sebelumnya.Atas kecurigaan tadi menjadi dasar tim sekuriti kampus untuk mengawasi oknum tersebut yang ketika di tempat parkir menun jukkan tingkah yang mencurigakan hingga akhirnya tertangkap dua orang pelaku.Menurut keterangan saksi korban dan mahasiswa rekan pelaku serta hasil interogasi tim keamanan kampus mengatakan bahwa dua orang pelaku berinisial Wahyu mahasiswa jurusan Usluhuddin semester 3 asal Pekajangan dan caspuri mahasiswa jurusan yang sama asal Kedungwuni.
Tikus Kampus Tertangkap
Tikus Kampus Tertangkap
pos Security Stain
pos Security Stain

Adapun motif pencurian menurut pengakuan kedua pelaku karena tidak punya uang hingga akhirnya nekat mencuri,  sementara dari hasil; penyelidikan barang bukti helm sudah di jual di forum jual beli online seharga 100 ribu.

Ketika di tanyakan pengembangan kasus tersebut diduga  masih ada satu tersangka lagi seorang mahasiswi yang belum bisa di buktikan karena ada dugaan indikasi modus pencurian berjaringan ada pemasok dan ada penadah.

Ketua jurusan Usluhudin Ahmad Zuhri yang menangani kasus tersebut sudah mengambil tindakan dengan menyita kartu mahasiswa para tersangka   dan memerintahkan para pelaku membuat surat pernyataan pengakuan pencurian. akan tetapi sempat ada insiden pengulangan pembuatan surat pernyataan karena disurat yang pertama di sebutkan hanya melakukan sekali pencurian sementara menurut pengakuan tersangka sudah lebih dari tiga kali melakukan pencurian dan hal tersebut sempat membuat ketegangan karena menurut Zuhri kalau hanya sekali dirinya tak segan segan  melaporkan tindakan kedua tersangka ke pihak kepolisian untuk proses hukum namun kalau pengakuan kedua tersangka sesuai apa yang di tuduhkan maka  masih ada celah dirinya untuk melakukan pembinaan.

"Di rencanakan akan ada pemanggilan kedua orang pelaku untuk di mintai keterangan terkait prilaku minor kedua mahasiswa tersebut." kata sumber yang enggan di sebutkan namanya.

Di tempat yang sama ketika diminta pendapatnya beberapa mahasiswa rekan tersangka mengatakan di Usluhudin sudah sering mahasiswanya terlibat kasus serupa dan hal tersebut membuat kondisi kurang enak dan rata-rata tidak menyangka bahwa pelakunya masih rekan sendiri.Sementara itu para mahasiswa yang pernah menjadi korban kehilangan helm mengaku sangat geram dan penulis sempat menyaksikan sendiri kedua pelaku mendapat hadiah bogem mentah yang dilayangkan seorang mahasiswa karena menahan amarah.

Di tempat terpisah Pekalongan-news.com mendapat bocoran bahwa tidak kali ini saja kejadian serupa berakhir dengan damai walaupun seharusnya bisa dijerat pasal tuduhan tindak pidana sehingga dirinya yakin penyakit tikus kampus tidak mudah lenyap karena sangsinya ringan dan tidak ada efek jera terbukti sempat keluar omongan nada menantang dari mulut tersangka yang mengatakan tidak kuliah di STAIN pun tak masalah dan yang lebih miris lagi ada tindakan provokatif verbal dari tersangka yang menganjurkan mengarahkan ajakan pencurian karena menganggap CCTV nya tidak berfungsi. Pekalongan-news.com pun ternyata mendapat fakta lapangan bahwa tindakan pencurian tidak semata faktor ekonomi karena beberapa waktu sebelumnya dalil ekonomi terpatahkan dengan terungkapnya kasus sama yang melibatkan anak salah seorang petinggi lembaga tinggi negara berlatar belakang agama yang notabene dari keluarga mampu bahkan berada.

Prilaku abnormal lebih berbahaya jika berlatar belakang Bad Habbit (kebiasaan buruk) yang di sandang pelaku karena tidak bisa lagi membedakan resiko dan sasaran asal mampu menuruti hasratnya, pun demikian dengan prilaku mencuri dari latar yang sama, ia bisa menyerang institusi sesakral STAIN yang di citrakan tempat mendidik dan mengolah calaon pemimpin masa depan yang intelek, bermoral dan agamis, juga bisa menyerang tempat lainya.

Post a Comment

 
Top