Kota Pekalongan-
Puluhan Buruh yang tergabung dalam Serikat Pekerja Nasional (SPN) Kota Pekalongan Selasa (16/9/14) menggeruduk Kantor Dewan Pengupahan. Mereka menanyakan perbedaan hasil survei Dewan Pengupahan dengan hasil survei mandiri yang di lakukan SPN di dua pasar yang ada di kota Pekalongan.
Dari jauhnya perbedaan yang menjadikan turun nya angka dan tidak sesuainya dengan kondisi riil di lapangan dilihat SPN sebagai rekayasa
akibat tidak validnya data dari Dewan Pengupahan Kota Pekalongan. Banyaknya kejanggalan yang di temukan tersebut menjadikan SPN sepakat menolak hasil survei KHL yang di ajukan Dewan Pengupahan.
Seketaris SPN Arifianto menyatakan, banyak harga komponen dari 60 item yang di survei turun signifikan berbeda dengan hasil survei mandiri yang di jadikan pembanding.
'' masa pembalut wanita cuman di hargai dan di
hitung Rp 300 rupiah, hal tersebut jauh dari kenyataan harga yang sewajarnya, kangkung di hargai perkilonya Rp 2000 rupiah padahal di pasaran harga per ikat Rp 1000 rupiah jadi kalau di akumulasikan jadi perkilo akan ketemu angka Rp 5000 rupiah, hal tersebut jelas-jelas terlihat betapa Dewan Pengupahan gagal merumuskan dan memperjuangkan kaum buruh.'' beber Arif
Selanjutnya Arifianto juga menyayangkan mepetnya waktu untuk mengkoreksi dan menghitung harga komponen 60 item hasil
survei Dewan Pengupahan karena esok tanggal 18 september sudah audensi dan tanggal 19 september di lakukan sidang yang akan memutuskan besaran UMK tahun 2015.
Tuntutan SPN agar di keluarkan data survei bulan September juga di tolak oleh Dewan Pengupahan, lewat Kabid Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja Sri Bangun SH mengatakan untuk data survei bulan september dirinya tidak memegang karena yang memegang data tersebut sedang dinas ke semarang dan semuanya masih dalam proses akan tetapi walaupun begitu dirinya siap menjamin bahwa audensi tetap sesuai jadwal.
.
Post a Comment