Pekalongannews - Lebih dari dua dekade lalu, nama Kingsoft sempat tenggelam di tengah dominasi Microsoft. Namun siapa sangka, perusahaan asal Zhuhai ini kini justru bangkit dan tampil sebagai penantang serius Microsoft Word di pasar Tiongkok.
Kisah Kingsoft dimulai sejak era 1980-an lewat produk andalannya: WPS (Word Processing System). Saat itu, WPS nyaris menguasai 90 persen pasar pengolah kata di Tiongkok. Namun, segalanya berubah ketika Microsoft merilis Office versi Mandarin pada tahun 1995.
Masuknya Microsoft ke pasar lokal membuat pengguna beralih cepat. Pembajakan juga merajalela, dan Kingsoft pun nyaris tersingkir. Namun di tengah keterpurukan, sang pendiri Qiu Bojun—yang dijuluki Bapak Perangkat Lunak Tiongkok—tidak menyerah.
Qiu bahkan dikisahkan mengurung diri di kamar hotel untuk menulis kode WPS 1.0. Ia menjual mobil dan rumahnya demi menjaga hidupnya proyek ini.
Masuknya Microsoft ke pasar lokal membuat pengguna beralih cepat. Pembajakan juga merajalela, dan Kingsoft pun nyaris tersingkir. Namun di tengah keterpurukan, sang pendiri Qiu Bojun—yang dijuluki Bapak Perangkat Lunak Tiongkok—tidak menyerah.
Qiu bahkan dikisahkan mengurung diri di kamar hotel untuk menulis kode WPS 1.0. Ia menjual mobil dan rumahnya demi menjaga hidupnya proyek ini.
Kingsoft menemukan momentum barunya di era cloud computing dan kecerdasan buatan (AI). Di bawah kepemimpinan generasi baru seperti Lei Jun dan Zang King Yan, perusahaan ini bertransformasi menjadi pemain besar di dunia teknologi.
Unit bisnis Kingsoft Cloud mencatat kenaikan pendapatan hampir 30% pada akhir 2024, sementara sektor AI-nya melonjak lebih dari 500%. Evolusi ini menjadikan WPS bukan sekadar software pengolah kata, melainkan ekosistem produktivitas digital yang sepenuhnya terintegrasi dengan layanan cloud dan AI.
Unit bisnis Kingsoft Cloud mencatat kenaikan pendapatan hampir 30% pada akhir 2024, sementara sektor AI-nya melonjak lebih dari 500%. Evolusi ini menjadikan WPS bukan sekadar software pengolah kata, melainkan ekosistem produktivitas digital yang sepenuhnya terintegrasi dengan layanan cloud dan AI.
Titik balik terbesar datang pada 9 Oktober 2025, ketika Kementerian Perdagangan Cina secara resmi mengumumkan penggunaan format WPS sebagai standar dokumen pemerintahan. Keputusan ini bukan hanya soal efisiensi, tapi juga simbol politik: Tiongkok mendukung penuh teknologi lokal dan kedaulatan digital.
Pasar pun bereaksi cepat. Saham Kingsoft Office melonjak 18% di Bursa Shanghai, sementara induknya naik 19% di Hong Kong. Langkah ini menegaskan posisi Kingsoft sebagai ikon kebangkitan teknologi nasional.
Kini, WPS memiliki lebih dari 600 juta pengguna aktif bulanan dan sudah digunakan oleh lebih dari 40 kementerian serta 200 perusahaan besar di Tiongkok. Versi terbarunya, WPS 13.0, hadir dengan fitur AI Writer, kolaborasi real-time, dan integrasi cloud lintas perangkat.
Bagi banyak pengguna di Tiongkok, WPS bukan lagi “alternatif murah” dari Microsoft Word. Ia telah menjadi simbol kemandirian teknologi nasional, menandai era baru di mana raksasa lokal bisa berdiri sejajar bahkan menantang dominasi global.
Pasar pun bereaksi cepat. Saham Kingsoft Office melonjak 18% di Bursa Shanghai, sementara induknya naik 19% di Hong Kong. Langkah ini menegaskan posisi Kingsoft sebagai ikon kebangkitan teknologi nasional.
Kini, WPS memiliki lebih dari 600 juta pengguna aktif bulanan dan sudah digunakan oleh lebih dari 40 kementerian serta 200 perusahaan besar di Tiongkok. Versi terbarunya, WPS 13.0, hadir dengan fitur AI Writer, kolaborasi real-time, dan integrasi cloud lintas perangkat.
Bagi banyak pengguna di Tiongkok, WPS bukan lagi “alternatif murah” dari Microsoft Word. Ia telah menjadi simbol kemandirian teknologi nasional, menandai era baru di mana raksasa lokal bisa berdiri sejajar bahkan menantang dominasi global.
No comments:
Post a Comment