-->

Ojol Yogya Menggugat: Keadilan Tarif Bukan Sekadar Janji

arya pekalongan news
Thursday, October 16, 2025, October 16, 2025 WIB Last Updated 2025-10-16T17:04:11Z
Ojol Yogya Menggugat: Keadilan Tarif Bukan Sekadar Janji
Pekalongannews, Yogyakarta - Ratusan pengemudi ojek online (Ojol) di Yogyakarta berbaris di bawah bendera Forum Ojol Yogyakarta Bergerak (FOYB) menuntut keadilan tarif dan regulasi yang berpihak pada mitra.

Sekitar 100 hingga 150 pengemudi dari berbagai aplikator transportasi dan logistik daring seperti Gojek, Grab, Shopee, dan Maxim ikut serta dalam aksi ini.

Mereka memulai perjalanan dari Tugu Elang, menyusuri kantor-kantor aplikator utama, dan menutup langkah di Titik 0 Kilometer Yogyakarta.

Sepanjang rute, surat terbuka berisi keluhan dan daftar tuntutan diserahkan kepada tiap aplikator, sebagai simbol perlawanan terhadap kebijakan yang menekan kesejahteraan mitra.

Koordinator Lapangan Geger Tegar menegaskan bahwa aksi ini bukan bentuk perlawanan anarkis, melainkan gerakan moral untuk menegakkan keadilan yang selama ini diabaikan.

Puncak aksi berlangsung di Titik 0 Kilometer, tempat para pengemudi menggelar Mimbar Bebas Orasi sebagai ruang bagi suara yang kerap dibungkam.

“Kami ingin menunjukkan, Ojol bisa bersuara tanpa kekerasan. Kami menjaga kondusifitas agar masyarakat juga merasa nyaman,” kata Geger Tegar, Kamis 16 Oktober 2025.

Ia menegaskan semua peserta telah diimbau untuk menghindari provokasi dan menjaga ketertiban.

“Ini bukan sekadar soal tarif, tapi soal keadilan dan kemanusiaan. Kami bekerja keras di jalan, tapi hasilnya terus ditekan oleh kebijakan yang tak berpihak,” ujarnya.

Surat terbuka juga ditujukan pada sejumlah aplikator besar.

Kepada Maxim, para pengemudi menyoroti masalah asuransi, ketimpangan tarif, serta sistem peta yang tidak akurat. Mereka menuntut tarif minimal delivery Rp6.000 bersih dan penghentian rekrutmen driver baru.

Kepada Shopee, tuntutan diarahkan pada penghapusan sistem hub food dan SPX yang membingungkan serta perbaikan sistem poin pelanggaran yang dianggap merugikan.

Untuk Grab, pengemudi mendesak penghapusan program bike hemat berbayar dan pembaruan sistem peta yang sering menyesatkan.

Sementara Gojek diminta memperbaiki tarif Goride Comfort dan menghapus sistem slot goride-food yang dianggap menekan peluang order.

Aksi ini juga menjadi bagian dari gerakan nasional Front Driver Transportasi Online Indonesia (FDTOI).

Melalui FOYB, mereka menyerahkan empat tuntutan besar ke DPRD DIY, yakni:

1. Kenaikan tarif bersih layanan roda dua.

2. Regulasi pengantaran makanan dan barang roda dua.

3. Penetapan tarif bersih angkutan sewa roda empat.

4. Pembentukan Undang-Undang Transportasi Online Indonesia.

“Sudah saatnya pemerintah tidak lagi diam. Ojol bukan sekadar aplikasi di ponsel, kami manusia yang bekerja untuk hidup layak,” tutur Geger Tegar dengan nada getir.

Menurutnya, aksi ini bukan untuk menciptakan kekacauan, tapi mendesak aplikator dan pemerintah meninjau ulang kebijakan yang merugikan mitra.

“Pemerintah harus hadir, bukan sekadar jadi penonton,” ujarnya tegas.

Dengan orasi yang menggema di Titik Nol, FOYB mengirim pesan kuat: keadilan tarif adalah hak, bukan permintaan.


Komentar

Tampilkan

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *

TERKINI