Pekalongannews, Kota pekalongan - Upaya pendekatan persuasif jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan membuahkan hasil positif. Sejumlah warga yang terlibat penjarahan pasca insiden aksi anarkis di Gedung DPRD dan Kompleks Pemkot Pekalongan pada Sabtu (30/8/2025) lalu, mulai mengembalikan barang-barang yang mereka ambil.
Pemandangan ini terlihat di Kecamatan Pekalongan Utara pada Rabu (3/9/2025). Berbagai barang elektronik dan perlengkapan kantor seperti outdoor AC, dispenser, vacuum cleaner, lemari, kursi, printer, komputer, hingga televisi dikembalikan oleh warga dan langsung diinventarisasi.
Camat Pekalongan Utara, Wismo Adityo, menjelaskan bahwa Pemkot Pekalongan langsung bergerak cepat setelah insiden terjadi.
Pemandangan ini terlihat di Kecamatan Pekalongan Utara pada Rabu (3/9/2025). Berbagai barang elektronik dan perlengkapan kantor seperti outdoor AC, dispenser, vacuum cleaner, lemari, kursi, printer, komputer, hingga televisi dikembalikan oleh warga dan langsung diinventarisasi.
Camat Pekalongan Utara, Wismo Adityo, menjelaskan bahwa Pemkot Pekalongan langsung bergerak cepat setelah insiden terjadi.
Sehari setelahnya, seluruh jajaran kecamatan dan OPD terkait dikumpulkan. Kemudian pada Senin (1/9/2025), tim langsung turun ke lapangan untuk melakukan pendekatan ke warga.
"Alhamdulillah, upaya yang kami lakukan bersama perangkat kelurahan dan paguyuban RT/RW membuahkan hasil. Ada kepedulian bersama dari masyarakat untuk saling mengawasi. Beberapa oknum akhirnya sadar dan secara sukarela mengembalikan barang yang mereka ambil," ujar Wismo.
Menurut Wismo, sebagian besar pelaku mengaku hanya ikut-ikutan atau fomo. Mereka mengambil barang di sekitar Lapangan Mataram, bahkan ada yang nekat masuk ke dalam gedung. Tim kecamatan juga melakukan profiling pelaku dari video dan foto yang beredar di media sosial.
"Alhamdulillah, upaya yang kami lakukan bersama perangkat kelurahan dan paguyuban RT/RW membuahkan hasil. Ada kepedulian bersama dari masyarakat untuk saling mengawasi. Beberapa oknum akhirnya sadar dan secara sukarela mengembalikan barang yang mereka ambil," ujar Wismo.
Menurut Wismo, sebagian besar pelaku mengaku hanya ikut-ikutan atau fomo. Mereka mengambil barang di sekitar Lapangan Mataram, bahkan ada yang nekat masuk ke dalam gedung. Tim kecamatan juga melakukan profiling pelaku dari video dan foto yang beredar di media sosial.
"Barang-barang ini selanjutnya kami serahkan ke Posko Pengembalian Barang Jarahan di gudang sebelah selatan Ruang Staf Ahli Pemkot Pekalongan," tambahnya.
Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid, mengapresiasi kesadaran warga yang telah mengembalikan barang jarahan. Ia menyebut, hingga kini masih banyak warga yang terus berdatangan untuk menyerahkan barang ke kelurahan, kecamatan, polsek terdekat, atau langsung ke kantor Pemkot.
"Efek dari insiden kemarin luar biasa. Tapi, saya apresiasi tinggi kepada masyarakat yang mau mengembalikan barang-barang tersebut," kata Walikota.
Wali Kota yang akrab disapa Aaf ini menegaskan, identitas warga yang mengembalikan barang dijamin kerahasiaannya. Tidak akan ada proses hukum bagi mereka yang menyerahkan barang dengan kesadaran diri.
Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid, mengapresiasi kesadaran warga yang telah mengembalikan barang jarahan. Ia menyebut, hingga kini masih banyak warga yang terus berdatangan untuk menyerahkan barang ke kelurahan, kecamatan, polsek terdekat, atau langsung ke kantor Pemkot.
"Efek dari insiden kemarin luar biasa. Tapi, saya apresiasi tinggi kepada masyarakat yang mau mengembalikan barang-barang tersebut," kata Walikota.
Wali Kota yang akrab disapa Aaf ini menegaskan, identitas warga yang mengembalikan barang dijamin kerahasiaannya. Tidak akan ada proses hukum bagi mereka yang menyerahkan barang dengan kesadaran diri.
"Justru ini bentuk kepedulian dan tanggung jawab moral yang patut dihargai," tegasnya.
Koordinasi intensif dengan RT/RW, kelurahan, dan kecamatan terus dilakukan. Melalui dokumentasi foto dan video, Pemkot mendata orang-orang yang diduga terlibat untuk kemudian didekati secara persuasif.
"Ini menjadi pembelajaran berharga bagi kita semua. Mari bersama-sama menjaga kondusivitas Kota Pekalongan dan tidak mudah terprovokasi," pungkas Aaf.
Koordinasi intensif dengan RT/RW, kelurahan, dan kecamatan terus dilakukan. Melalui dokumentasi foto dan video, Pemkot mendata orang-orang yang diduga terlibat untuk kemudian didekati secara persuasif.
"Ini menjadi pembelajaran berharga bagi kita semua. Mari bersama-sama menjaga kondusivitas Kota Pekalongan dan tidak mudah terprovokasi," pungkas Aaf.
No comments:
Post a Comment