Pekalongannews - Kabar gembira bagi para pencinta gadget! Setelah sukses dengan seri HOT 50 tahun lalu, kini Infinix kembali menggebrak pasar dengan kehadiran Infinix HOT 60 Series. Varian terbarunya, yaitu Infinix HOT 60i, sudah lebih dulu menyapa konsumen di Tanah Air.
Namun, perhatian utama tertuju pada "diva" dari seri ini, yaitu Infinix HOT 60 Pro+. Ponsel kelas atas dari Infinix ini dijadwalkan akan dirilis secara resmi pada 20 Agustus mendatang. Ada beberapa hal menarik yang membuatnya layak ditunggu, salah satunya adalah desainnya yang luar biasa.
Poin paling menonjol dari Infinix HOT 60 Pro+ adalah bodi tipis yang dimilikinya. Infinix mengklaim bahwa smartphone ini adalah ponsel dengan layar 3D-Curved tertipis di dunia, dengan ketebalan hanya 5.95 mm. Ketebalan ekstrem ini biasanya hanya ditemukan pada ponsel premium, bukan di kelas entry-level.
Berkat bodinya yang ramping, bobot ponsel ini juga ikut terpangkas. Berdasarkan bocoran spesifikasi di gsmarena.com, Infinix HOT 60 Pro+ diperkirakan hanya memiliki bobot 155 gram. Kombinasi bodi tipis dan ringan ini tentu membuatnya sangat nyaman digenggam dan mudah disimpan, bahkan di dalam saku celana.
Pertanyaan umum yang sering muncul adalah: bagaimana ponsel tipis bisa punya baterai besar? Infinix HOT 60 Pro+ mematahkan anggapan tersebut. Berkat teknologi canggih, ponsel ini mampu menampung baterai berkapasitas 5160 mAh.
Kapasitas ini jauh lebih besar dari banyak ponsel flagship lainnya, seperti Samsung Galaxy S25 Edge yang hanya memiliki baterai 3900 mAh. Tentu saja, perbandingan ini hanya sebatas kapasitas baterai karena keduanya berada di segmen pasar yang berbeda.
Infinix HOT 60 Series juga menjadi seri ponsel pertama yang memperkenalkan chipset MediaTek Helio G200 di Indonesia. Meskipun bukan lompatan performa yang drastis, Helio G200 menawarkan kinerja yang mumpuni dengan kecepatan clock maksimal 2.2GHz dan skor AnTuTu sekitar 450K poin.
Ini memastikan pengguna mendapatkan pengalaman gaming dan multitasking yang lancar, terutama untuk ponsel di kisaran harga Rp2 jutaan. Performa ini sangat layak dipertimbangkan bagi mereka yang mencari ponsel bertenaga dengan harga terjangkau.
Namun, perhatian utama tertuju pada "diva" dari seri ini, yaitu Infinix HOT 60 Pro+. Ponsel kelas atas dari Infinix ini dijadwalkan akan dirilis secara resmi pada 20 Agustus mendatang. Ada beberapa hal menarik yang membuatnya layak ditunggu, salah satunya adalah desainnya yang luar biasa.
Poin paling menonjol dari Infinix HOT 60 Pro+ adalah bodi tipis yang dimilikinya. Infinix mengklaim bahwa smartphone ini adalah ponsel dengan layar 3D-Curved tertipis di dunia, dengan ketebalan hanya 5.95 mm. Ketebalan ekstrem ini biasanya hanya ditemukan pada ponsel premium, bukan di kelas entry-level.
Berkat bodinya yang ramping, bobot ponsel ini juga ikut terpangkas. Berdasarkan bocoran spesifikasi di gsmarena.com, Infinix HOT 60 Pro+ diperkirakan hanya memiliki bobot 155 gram. Kombinasi bodi tipis dan ringan ini tentu membuatnya sangat nyaman digenggam dan mudah disimpan, bahkan di dalam saku celana.
Pertanyaan umum yang sering muncul adalah: bagaimana ponsel tipis bisa punya baterai besar? Infinix HOT 60 Pro+ mematahkan anggapan tersebut. Berkat teknologi canggih, ponsel ini mampu menampung baterai berkapasitas 5160 mAh.
Kapasitas ini jauh lebih besar dari banyak ponsel flagship lainnya, seperti Samsung Galaxy S25 Edge yang hanya memiliki baterai 3900 mAh. Tentu saja, perbandingan ini hanya sebatas kapasitas baterai karena keduanya berada di segmen pasar yang berbeda.
Infinix HOT 60 Series juga menjadi seri ponsel pertama yang memperkenalkan chipset MediaTek Helio G200 di Indonesia. Meskipun bukan lompatan performa yang drastis, Helio G200 menawarkan kinerja yang mumpuni dengan kecepatan clock maksimal 2.2GHz dan skor AnTuTu sekitar 450K poin.
Ini memastikan pengguna mendapatkan pengalaman gaming dan multitasking yang lancar, terutama untuk ponsel di kisaran harga Rp2 jutaan. Performa ini sangat layak dipertimbangkan bagi mereka yang mencari ponsel bertenaga dengan harga terjangkau.
No comments:
Post a Comment