-->

Aksi Buruh Damai Disusupi Provokator, DPRD Jateng: Ini Bukan Wajah Pekerja

arya pekalongan news
Friday, May 02, 2025, May 02, 2025 WIB Last Updated 2025-05-03T00:41:42Z

Aksi Buruh Damai Disusupi Provokator, DPRD Jateng: Ini Bukan Wajah Pekerja

Pekalongannews, Semarang Aksi demonstrasi Hari Buruh di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah pada 1 Mei 2025 sempat berjalan damai dan penuh semangat solidaritas, namun mendadak berubah menjadi kericuhan akibat kehadiran kelompok tak dikenal yang diduga menyusup ke tengah massa.

Wakil Ketua Komisi E DPRD Jateng, Yudi Indras Wiendarto, angkat bicara dengan nada kecewa atas insiden yang menurutnya merusak citra perjuangan buruh yang selama ini dikenal tertib dan bermartabat.

“Aksi buruh sejak pagi itu adem, penuh hormat dan aspiratif. Tapi ada pihak luar yang masuk dan mulai bikin rusuh,” ujar Yudi saat ditemui usai demonstrasi, Jumat, 2 Mei 2025.

Ia menegaskan bahwa buruh telah menunjukkan kedewasaan dalam menyampaikan tuntutan, bahkan ia sendiri turun langsung ke lokasi bersama dua anggota DPRD lainnya, Imam Teguh Purnomo dan Siti Rosidah.

Ketiganya membaur dengan massa sambil membagikan bunga mawar sebagai simbol perdamaian.

Menurut Yudi, awalnya suasana berlangsung aman dan damai.

Namun mulai bergeser saat menjelang siang ketika sejumlah kelompok mahasiswa ikut bergabung dan mulai meneriakkan orasi dengan nada tinggi.

“Ada pergeseran suasana. Bukan dari buruhnya, tapi dari kelompok lain yang entah siapa,” katanya.

Dalam momentum itu, perwakilan buruh justru berhasil masuk ke kantor gubernuran dan melakukan audiensi langsung selama 45 menit dengan Gubernur Ahmad Luthfi serta Kapolda Jateng.

Dari hasil pertemuan tersebut, pemerintah menyetujui beberapa program konkret yang pro-buruh, antara lain:

Pembentukan koperasi buruh untuk mendukung kemandirian ekonomi.

Penyediaan daycare gratis agar buruh perempuan bisa bekerja tanpa khawatir anak.

Pemberlakuan subsidi transportasi Trans Jateng hanya Rp 1.000 bagi para buruh.

“Itu bukti konkret bahwa perjuangan buruh ada hasilnya kalau dilakukan dengan cara yang damai dan konstruktif,” tegas Yudi.

Namun, ia juga menyebut bahwa sejumlah tuntutan besar seperti penghapusan sistem outsourcing berada di bawah kewenangan pemerintah pusat.

Yudi menyesalkan munculnya tindakan anarkis, termasuk pelemparan batu ke aparat dan perusakan fasilitas umum.

Ia yakin bahwa bukan buruh yang melakukan tindakan tersebut, melainkan pihak luar yang ingin menunggangi aksi demi kepentingan tertentu.

“Yang bikin rusuh itu bukan buruh. Ini jelas tindakan pihak ketiga yang menyusup. Sangat disayangkan,” katanya dengan nada tegas.

DPRD Jateng mendukung tindakan penertiban oleh aparat kepolisian, namun dengan syarat harus tetap sesuai hukum dan tidak asal tangkap.

“Kalau ada yang melanggar hukum, harus ditindak. Tapi jangan sampai buruh yang tertib malah ikut kena imbas,” ujarnya mengingatkan.

Yudi juga meminta masyarakat untuk tidak mudah terpancing provokasi.

Aksi damai para buruh di Hari Buruh 2025 seharusnya menjadi cermin bahwa demokrasi bisa dijalankan dengan kepala dingin dan cara elegan.

Yudi menutup wawancara dengan harapan agar publik tidak langsung menggeneralisasi bahwa semua demonstrasi buruh bersifat rusuh.

“Buruh kita sudah makin dewasa. Yang bikin ricuh itu bukan mereka. Kita harus bisa membedakan,” pungkasnya.


Komentar

Tampilkan

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *

TERKINI