Mereka memprotes kondisi ruas jalan nasional yang dijuluki "Jeglongan Sewu" atau ribuan lubang.
Para demonstran membawa hasil pertanian dan bunga tabur, bergerak dari Jalan Veteran hingga kawasan Alun-alun Batang. Mereka menggelar doa bersama dan tabur bunga untuk keselamatan pengguna jalan serta mendoakan korban kecelakaan.
"Pemerintah pusat dan daerah harus segera memperbaiki jalur pantura yang telah memakan korban puluhan nyawa," ujar Rizal, koordinator aksi.
Massa menuntut Presiden terpilih Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah terpilih, dan Bupati Batang terpilih memberikan santunan kepada korban kecelakaan.
"Ini tanggung jawab penguasa. Rakyat pembayar pajak punya hak menuntut," kata Rizal.
Para pengunjuk rasa juga mendesak pengalihan kendaraan berat dari jalur Pantura Batang. Mereka mengusulkan pembangunan jalan lingkar atau penyesuaian tarif tol untuk truk besar.
Sebelumnya, Pemkab Batang telah mengirim surat ke Menteri PUPR meminta perbaikan jalan. Surat yang ditembuskan ke Komisi V DPR RI, Gubernur Jawa Tengah, dan Polda itu direspons dengan perbaikan di beberapa titik pada 8 Februari 2025.
"Pemerintah daerah terus berkoordinasi agar penanganan jalan berlubang segera tuntas. Ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut karena korban terus bertambah," pungkasnya.
Post a Comment