Niat tersebut disampaikan oleh Dwi Retno Rahayu (54), ibu dari dua atlet panjat tebing berprestasi asal Kabupaten Batang.
Rury (25) dan Rerynta (15), kedua putrinya, menjadi andalan Kabupaten Batang. Prestasi terbaru Rury berhasil meraih perunggu dalam Pra-Kualifikasi Pon Papua di Surabaya.
"Anak saya yang Rerynta kini berada di Pelatnas Junior, menjadi bagian dari program Kemenpora untuk Olimpiade berikutnya," ungkap Dwi sambil terisak pada Minggu (14/1/2024).
Dwi menjelaskan bahwa niat untuk mundur muncul karena adanya tuduhan terhadap pengurus FPTI oleh satu individu. Tuduhan tersebut mencakup pemotongan bonus atlet dan ancaman pemecatan terhadap pelatih andalan.
Dwi menegaskan bahwa tuduhan terhadap pengurus dan pelatih FPTI Batang tidak dapat diterima. Baginya, selama ini pengurus, pelatih, dan orangtua atlet telah bersatu padu dalam membangun prestasi panjat tebing di Kabupaten Batang.
Bahkan, atlet dan orangtuanya rela menyisihkan sebagian bonus mereka untuk berbagi dengan rekan-rekan atlet dan memenuhi kebutuhan panjat tebing. Salah satu bentuk dukungan ini adalah pembangunan boulder, media latihan boulder yang dibuat sendiri oleh para atlet di mess panjat tebing Batang.
Dwi menekankan bahwa selama ini jajaran pelatih dan orangtua telah membentuk ikatan seperti keluarga. Saat dana terbatas, orangtua dan pelatih sama-sama berusaha untuk mendukung kegiatan atlet agar tetap meraih prestasi.
Atlet junior M Revi Riski, yang meraih medali perak di kejuaraan nasional kelompok umur dan medali emas di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov), juga mengungkapkan keterbatasan anggaran. Dia menegaskan bahwa kebersamaan dan solidaritas dalam berbagi dukungan merupakan pondasi utama bagi prestasi luar biasa panjat tebing di Batang.
Kiromal Khatibin, atlet panjat tebing internasional asal Batang, turut memberikan tanggapannya terkait rumor pembekuan kepengurusan. Ia menyatakan bahwa satu individu ingin merusak keharmonisan panjat tebing, meskipun masalahnya sebenarnya sudah diselesaikan.
Khatibin menilai bahwa pembekuan tidak masuk akal, karena pihak FPTI Batang tidak bersalah. Jika hal tersebut terjadi, ia dan teman-temannya bersedia pindah, karena mereka telah berjuang tanpa mendapatkan tanggapan serius dari Batang.
Pelatih andalan FPTI Kabupaten Batang, Yusnita, menambahkan bahwa pihak pengurus telah memiliki bukti otentik penyerahan bonus yang telah disetujui oleh orangtua atlet lainnya. Yusnita menekankan pentingnya menjaga solidaritas dan fokus pada prestasi atlet, mengingat masih banyak target prestasi dari tingkat nasional hingga internasional yang harus dicapai.
Post a Comment