googlesyndication.com

0 Comment
Bersama putri kecilnya yang lumpuh, Tarmuji tiap hari berkeliling menjajakan daganganya di seputar Pekalongan
Pekalongan - Menjadi ayah merangkap ibu dalam mengurus anak tidaklah mudah bagi Tarmuji (52), seorang penjual roti keliling warga Desa Tegaldowo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan.
Bersama putri kecilnya yang lumpuh, Tarmuji tiap hari berkeliling menjajakan daganganya di seputar Pekalongan, sementara Fitri Agustina (6,5) duduk diam dalam gendongan.

"Anak saya sakit lumpuh layu sejak lahir jadi selalu saya bawa berkeliling lantaran tidak ada yang mengurus di rumah," katanya, Jum'at (10/1/20).

Tarmuji mengisahkan, sejak istrinya meninggal dunia enam bulan yang lalu, praktis dirinya kerepotan mengurus putri bungsunya, sebab anak pertamanya bekerja di laut dan anak keduanya yakni kakak dari Fitri harus bersekolah.
"Kemana-kemana Fitri selalu saya gendong naik motor berjualan roti. Biasanya menjelang siang baru pulang untuk istirahat sambil menyuapi makan kemudian berangkat lagi sampai nanti pulang pas maghrib," terangnya.

Kondisi ekonomi Tarmuji sendiri boleh dikatakan tidaklah bagus, bahkan tergolong miskin karena lingkunganya merupakan korban rob. Penghasilanya sebagai penjaja roti keliling hanya 16 persen dari total penjualan atau tiap hari antara Rp 20 - 60 ribu.

"Keuntungan hasil berjualan saya kumpulkan untuk kebutuhan dan membiayai sekolah, termasuk menabung untuk meninggikan rumah agar tidak tergenang rob," ujarnya.

Rumah Tarmuji saat ini tinggal atap dengan dengan ketinggian kusen pintu hanya se-dahi orang dewasa, jadi kalau masuk rumah harus dengan cara membungkukan badan karena sudah diurug dengan tanah agar lebih tinggi dari genangan air.

Dengan hanya penghasilan pas pasan, Tarmuji rela bekerja keras demi keluarganya dan beruntung tiap berkeliling ada saja orang yang memberikan sesuatu kepada putrinya.


"Di jalan masih ketemu orang baik, banyak yang ngasih makanan maupun uang jajan kepada putri saya," ucapnya.

Kendati demikian, Tarmuji mengaku sedih kalau sedang berkeliling tiba-tiba turun hujan, karena dirinya tidak memiliki jas hujan untuk menghindari basah.

Selain tidak mempunyai jas hujan, perlengkapan keselamatan motor pun apa adanya, rem depan tidak berfungsi dan rem belakang harus diinjak dalam-dalam agar bisa berfungsi.

"Sebenarnya saya takut juga, tapi karena belum bisa servis ya terpaksa saya bawa berkeliling dengan hati-hati," akunya.


Sementara itu, Kepala Seksi Urusan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Tegaldowo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan., Kuntari, menjelaskan, pihaknya sudah memberikan sejumlah 
bantuan untuk keluarga Tarmuji.

"Sudah ada yang kami bantu dan kami juga berupaya agar keluarga Tarmuji juga bisa mendapat bantuan dari pemerintah," tandasnya.

Post a Comment

 
Top