![]() |
Kebocoran data merupakan masalah paling besar dihadapi oleh banyak perusahaan di masa sekarang, penyebab utamanya bukan hanya dari faktor eksternal tetapi juga didominasi oleh faktor internal |
Jakarta, Kejahatan siber punya banyak motif dibaliknya, seperti pencurian data menggunakan removable media sampai dengan perampasan laptop yang didorong oleh persaingan bisnis, perseteruan hukum atau kejahatan terorganisir. Kelalaian manusia juga bisa menjadi faktor lainnya, yang seringkali terjadi di kehidupan sehari-hari dan bisa menimpa siapa saja, seperti karyawan bahkan pemilik usaha. Hasil riset Forrester Research 2017 menemukan sekitar 54% dari pelanggaran data disebabkan oleh orang dalam..
Ada beragam cara yang biasa dilakukan karyawan yang berakibat fatal sehingga secara tidak sengaja melanggar keamanan perusahaan, sebagai berikut:
Salah Penanganan Informasi Perusahaan Karyawan seringkali salah menangani informasi perusahaa, seperti mengirim email dokumen ke mesin pribadi di rumah dapat dianggap sebagai pelanggaran, dan orang melakukannya masih terus melakukannya. Contoh lain: Seorang tenaga penjualan sedang berada di jalan dan meminta asisten administrasi di kantor pelanggan untuk mencetak dokumen untuknya. Dokumen itu bisa menjadi informasi penting bagi tenaga penjual dan pelanggannya, namun kemudian data ini akan berada di dalam komputer asisten tersebut dan seringkali itu tidak dihapus, dan itu termasuk pelanggaran.
Flash Disk
Terkadang orang
menyimpan beberapa flash disk, dan mereka tidak selalu tahu data apa saja yang
ada di dalamnya. Banyak orang membawa data pekerjaan dalam flash disk yang
seharusnya ditinggalkan saat orang tersebut meninggalkan perusahaan. Kemudian
ada kemungkinan data di flash disk bisa terinfeksi dan kemudian menyebarkan
virus ke jaringan perusahaan setelah dimasukkan ke komputer kerja. Banyak
organisasi saat ini tidak membiarkan karyawan menyalin file ke flash disk. Jika
pengguna tidak yakin dengan kebijakan perusahaan, mereka perlu tahu siapa yang
bisa ditanya apakah ada cara digital untuk menyimpan file.
Kecerobohan pada
Perangkat dengan Alamat IP
Hampir semua hal di
kantor dari printer hingga kamera keamanan memiliki alamat IP di dalamnya.
Khusus untuk kantor kecil, sangat penting untuk mengganti kata sandi default
pada perangkat ini. Kegagalan atau lalai dalam melakukannya dapat membuka celah
dalam sistem perusahaan untuk serangan DdoS. Pada bulan Oktober 2017 sempat
heboh dengan hadirnya KRACK yang mampu menerobos perangkat WiFi dengan keamanan
WPA2, hal ini menuntut semua perangkat pendukung pada jaringan selalu
terupdate, seperti Wifi Router untuk menghindari ancaman digital yang mungkin
terjadi.
Riskannya BYOD
Kebijakan BYOD atau
Bring Your Own Device sudah sangat lazim dijalankan di banyak perusahaan, namun
kebijakan tersebut ternyata menghadirkan risiko keamanan. Misalnya, orang
sering tidak mengambil tindakan pencegahan saat mereka membuang perangkat BYOD
lama. Banyak yang menjual perangkat lama mereka tanpa meluangkan waktu untuk
menghapus data-data yang ada di dalamnya, selain itu BYOD yang secara langsung
dapat mengakses data perusahaan dapat mengakibatkan kebocoran data semakin
mudah.
Pengawasan Hak
Akses
Orang mungkin
pernah bekerja di beberapa perusahaan selama lima atau 10 tahun, yang
masing-masing dilengkapi dengan hak akses yang berbeda. Selain itu, seringkali
Administrator dan pengguna tidak saling berkomunikasi tentang hak akses dan
tingkat privilege yang dimiliki pengguna. yang berarti pengguna mungkin masih
memiliki hak akses yang tidak sesuai dengan posisinya saat ini. Ini menjadi
celah lain yang bisa dimasuki oleh insider yang berasal dari mantan karyawan.
Bahaya Penyelinap
Perusahaan
benar-benar perlu melatih pengguna untuk menyadari hal berikut, Terkadang orang
akan memasuki lokasi perusahaan dan orang kedua akan datang, dengan mengatakan
bahwa mereka melupakan kartu akses mereka, dan membiarkannya masuk. Kecuali
orang yang memiliki kartu akses tahu dengan pasti bahwa orang yang yang ingin
masuk tersebut adalah pegawai lain atau mitra bisnis, selain dari itu mereka
seharusnya tidak membiarkan mereka masuk. Karena motifnya belum tentu baik
bahkan mungkin punya niat buruk yang
berbahaya bagi perusahaan.
Penanganan Data Tidak Benar
Hal ini dapat
terjadi misalnya di klinik atau kantor tempat karyawan menangani data medis
sensitif dan informasi pembayaran. Dengan tidak adanya staf TI dipekerjakan,
informasi dapat ditinggalkan di komputer, mesin faks dan mesin pemindai yang
hanya memiliki sedikit atau tanpa proteksi kata sandi dan terbuka terhadap
pencurian. Ini juga biasa terjadi di kantor-kantor ketika karyawan secara tidak
sengaja mengirimkan email penting ke mitra bisnis yang seharusnya tidak
menerima. Tentu saja, ini juga bisa terjadi secara tidak sengaja di departemen
HR pada perusahaan besar dan menengah, jadi ini adalah sesuatu yang harus
diperhatikan. Meninggalkan komputer tetap terbuka saat tidak digunakan juga
dapat mengakibatkan pencurian data dapat dilakukan dengan mudah.
Blogging/Update
Status tentang Urusan Kerja
Blogging telah
menjadi begitu umum sehingga orang mungkin mulai ngeblog tentang proyek
perusahaan dan tidak menyadari bahwa mereka telah membahayakan perusahaan. Jika
karyawan memutuskan untuk blog, mereka harus menjauh dari topik pekerjaan
apapun, tetap berpegang pada hobi seperti musik, seni atau olahraga yang mereka
ikuti atau ingini. Meskipun dokumen sensitif tidak dibagi, blogger dapat
memberikan strategi perusahaan yang merupakan rahasia internal perusahaan. Jadi
karyawan harus diberi tahu bahwa begitu blog mereka ada di web, itu ada di
ranah publik dan dapat menimbulkan konsekuensi yang tak terduga bagi bisnis.
Laptop di Bandara
Saat melewati jalur
keamanan di bandara, Anda harus melepas sepatu, ikat pinggang, mengosongkan
kantong. Apa pun yang Anda lakukan, jangan lupa bawa laptop bersama Anda.
Apalagi jika itu merupakan laptop kerja yang memiliki informasi perusahaan yang
sensitif dan berpotensi terekspos.
Menilik berbagai
kasus yang diakibatkan oleh kesalahan karyawan, Technical Consultant PT
Prosperita – ESET Indonesia, Yudhi Kukuh mengemukakan: “Kelalaian dan
ketidaksengajaan tentu saja bukan sebuah masalah yang bisa diketahui kapan
datangnya, karena hal ini dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Kebijakan
pengamanan data yang diterapkan perusahaan harus tepat guna selain juga harus
mengimplementasikan solusi keamanan yang komprehensif untuk menutup semua celah
yang disebabkan oleh faktor-faktor yang sulit diprediksi.”
Untuk mengatasi
kasus-kasus yang disebabkan insider atau orang dalam, Yudhi memberikan beberapa
tips untuk membantu perusahaan untuk memperkecil risiko bahkan menuntaskan
masalah kebocoran data yang disebabkan kecerobohan maupun ketidaksengajaan,
sebagai berikut:
· Data terlalu sering disalahgunakan oleh
karyawan, tip yang baik bagi perusahaan adalah meluangkan waktu untuk
mengklasifikasi data mereka. Manajemen akses harus ditinjau secara berkala.
Jika orang memahami apa yang dianggap sensitif oleh perusahaan, tidak mungkin
akan ada salah penanganan.
·
Menggunakan sistem Antimalware yang ringan
dan mumpuni untuk pertahanan terhadap serangan yang mungkin muncul akibat
kelalaian sudah menjadi keharusan setiap perusahaan. Untuk mempermudah pengoperasian,
pemilihan sentralisasi management berbasis cloud atau on premise
menggunakan sistem operasi Linux dapat menjadi pilihan utama.
·
Perusahaan bisa menggunakan Data Loss
Prevention (solusi DLP) untuk menghindari terjadinya kebocoran data, melalui
pembatasan akses terhadap semua data penting dan berharga, di mana hanya
pengguna tertentu yang bisa mengakses data tertentu. Termasuk membatasi
perangkat yang bisa mengakses komputer perusahaan, seperti printer, flashdisk,
harddisk eksternal dan lainnya. Seperti halnya dalam menentukan data mana yang
bisa disalin dan tidak. Teknologi seperti yang digunakan oleh Safetica bisa
menjadi acuan sebuah sistem DLP.
·
Enkripsi merupakan teknologi yang mengubah
pesan (informasi) sehingga tidak dapat dilihat tanpa menggunakan kunci pembuka
rahasia. Solusi ini untuk melindungi data yang dicuri atau hilang karena
berbagai macam alasan. Enkripsi bisa disesuaikan dengan kebutuhan, seperti
enkripsi file untuk mengamankan file, enkripsi folder melindungi folder dan sub
folder lalu yang terakhir enkripsi full disk yang mengenkripsi semua data dalam
harddisk. Memilih enkripsi dengan teknologi berstandar Military Grade FIPS
140-2 Validated 256 bit AES encryption seperti yang dimiliki oleh ESET
Endpoint Encryption menjadi penting. Dengan teknologi ini tidak ada lagi
kekuatiran kebocoran data akibat laptop hilang.
·
Backup data merupakan bagian paling penting
bagi kelangsungan sebuah perusahaan, orang dalam hanya salah satu masalah dari
sekian banyak masalah yang mengancam keberadaan data, dengan memiliki cadangan
data yang selalu diperbarui secara berkala dan rutin, stabilitas kelancaran
usaha dapat dipertahankan meskipun dalam skenario terburuk seperti data dicuri
dan dihilangkan oleh insider atau akibat serangan ransomware.
No comments:
Post a Comment