Kota Tegal
Kendati tagar atau tanda pagar #KamiTidakTakut ramai pasca kejadian bom Thamrin di Jakarta beberapa waktu lalu sempat marak di dunia maya, namun seruan populer tersebut terus bergulir hingga sekarang. Apalagi setelah dilakukanya berbagai penangkapan terkait dengan dugaan pelaku terorisme di wilayah Kabupaten Tegal dan sekitarnya menjadikan jargon #KamiTidakTakut semakin populer. Dalam apel akbar yang digelar Pemerintah Kota Tegal, Walikota Tegal Siti Masitha Soeparno mengajak seluruh lapisan masyarakat Kota Tegal bersatu melawan terorisme dan radikalisme yang marak di Indonesia akhir-akhir ini.
Siti Masitha memekikan seruan kami tidak takut dihadapan peserta apel yang terdiri dari, Forkominda, Wakil Walikota, Plt Sekda, para asisten, SKPD, Ormas, LSM dan pelajar se Kota Tegal sebagai tanda dimulainya ajakan untuk menem patkan terorisme dan radikalisme menjadi musuh bersama.
"Kami tidak takut...kami tidak takut...kami tidak takut...," seru Siti Masitha disambut kord kalimat yang sama.
Menurut Siti Masitha, paham idiologi radikalisme yang berkembang jelas merusak tatanan persatuan dan kesatuan bangsa yang sudah susah payah dirintis para pendahulu bangsa ini.
"Terbukti dengan aksi terorisme telah banyak menimbulkan korban jiwa dan harta. Aksi teror dan gerakan radikalisme jelas bertentangan dengan pancasila serta UUD 45," Kata Siti Masitha.
Tak luput, Siti Masitha juga menyinggung fenomena yang terjadi sekarang dan banyak diberitakan diberbagai media.
"Yang paling aktual ISIS dan gerakan organisasi terlarang Gafatar juga menjadi bagian fenomena yang meresahkan masyarakat. Maka akan kita tolak segala bentuk aksi mereka yang berkembang," ucap Siti Masitha.
Hal senada juga disampaikan Dandim Tegal dan Danlanal Tegal yang sepakat semua aksi terorisme, radikalisme dan gerakan organisasi terlarang harus dihentikan.
"Meskipun sudah menjadi tanggung jawab TNI dan Polri akan tetapi seluruh masyarakat kota Tegal khususnya harus terlibat aktif dalam pencegahanya karena dapat memecah kedaulatan bangsa," ujarnya.
Kajari Kota Tegal, Henry Budianto bersikap sama, dalam pernyataan sikapnya, Henry mengajak bangsa Indonesia untuk tetap berpegang teguh pada Pancasila sebagai idiologi sebagai idiologi yang terbuka.
"Pancasila sekarang sedang diuji daya tahanya oleh gempuran idiologi besar lainya seperti legalisme, sosialisme dan humanisme," terang nya.
Untuk membentengi hal tersebut menurut Henry, keluarga merupakan orang paling dekat yang harus dijauhkan oleh paham-paham tersebut.
Tak ketinggalan, Kapolresta Tegal AKBP Bharata Indrayana mengajak warga masyarakat Kota Tegal untuk tetap melaksanakan kegiatan sehari-hari sebagai mana biasa.
"Kita tidak perlu merasa takut, namun demikian kewaspadaan harus semakin kita tingkatkan. Dengan kerjasama yang baik, kita pasti dapat menangkal dan mencegah terorisme masuk ke Kota Tegal," tuntasnya.
Post a Comment