googlesyndication.com

4 Comment
Buat Filter, Dewan TIK Ajak Banyak Pakar Bentengi Anak Muda Dari Bahaya Internet
Dewan TIK menggelar kegiatan pengumpulan anak muda dan pelajar SMP, SMA dan sederajat se Kota Pekalongan  sore kemarin dalam acara gelar teknologi TIK bersama para pakar sebagai narasumber
Kota Pekalongan
Dampak dari pesatnya laju teknologi informasi yang berkembang sekarang ini membuat remaja rentan terhadap paparan pengaruh baik buruknya informasi yang tersaji. Tanpa dibentengi dengan filter kemampuan mengelola sumber informasi yang mumpuni akan sangat berbahaya bagi remaja itu sendiri. Hal tersebut disampaikan Ketua Dewan TIK Kota Pekalongan, Retnowati dalam paparannya diacara gelar teknologi Dewan Tik Kota Pekalongan, Rabu (4/11/15) di ruang Amarta

Secara angka, Retnowati menyampaikan, bahwa Indonesia di tahun 2020 akan mengalami surplus demografi. Untuk menghadapi surplus demografi tersebut, kita perlu mempersiapkan anak muda yang punya kualitas dan kemampuan yang baik.
"Dalam kaitanya dengan teknologi informasi, anak mudalah yang paling banyak bersentuhan dengan hal tersebut, terlebih media sosial yang sudah menjadi kebutuhan penting bagi mereka selain kebutuhan pokok," tuturnya.
Disampaikan pula, Dewan Tik mempunyai kepentingan untuk turut serta dalam wujud kepedulian untuk mempersiapkan anak muda yang mampu mengelola informasi yang tersaji dengan bijak, cerdas dan yang terpenting punya filter untuk memilah mana informasi yang berguna untuk mereka dan mana informasi yang berbahaya buat mereka.
"Termasuk bagaimana kita menyikapi adanya Surat Edaran Kapolri tentang Hate Speech atau ujaran kebencian. Ini tentu akan sangat berdampak langsung dengan aktivitas media sosial yang dilakukan para anak muda kita atau kebebasan berpendapat yang selama ini banyak dilakukan di dunia maya," terangnya.
Dalam kegiatan ini, lanjutnya, saya berharap ada feed back yang dapat dijadikan landasan untuk menghadapi ledakan informasi yang ada sekarang ini.

Masih dalam acara yang sama, Sri Budi Santoso Kepala Kominfo yang mewakili Pj Walikota Pekalongan menyampaikan, jumlah sambungan telephone di indonesia sudah mencapai 300 juta sambungan, padahal jumlah pendudk Indonesia sekarang ini sekitar 255 juta jiwa,
"Artinya tingkat kepemilikan telephone orang Indonesia lebih dari satu per jiwa. Sedangkan jumlah sambungan internet sudah menembus angka lebih dari 70 juta sambungan. Artinya selalu ada peningkatan tiap tahunnya dalam hal kebutuhan internet orang Indonesia," papar budi.
Dikatakan Budi, bukan tidak mungkin untuk tahun yang akan datang, internet sudah menjadi suatu kebutuhan selain yang pokok. Karena ada anggapan hidup kita berasa kurang tanpa adanya wifi.
"Sumber ilmu sekarang adalah internet. Bukan lagi buku seperti era terdahulu. Internet menjadi acuan dan rujukan orang mencari infor masi karena sudah tidak terbatas dan mempunyai banyak keunggulan," jelasnya.
Dijelaskan Budi, satu orang Indonesia minimal menghabiskan waktunya untuk berinteraksi dengan internet minimal 3 jam sehari. Dan dalam dunia tersebut konon menjadi satu-satunya tempat untuk melakukan ekspresi kebebasan, baik itu kebebasan berpendapat dan sebagainya.
"Kita terkadang tidak sadar ada Undang-Undang IT yang ancamanya sungguh berat antara 6 sampai 12 tahun karena masuk ranah delik aduan. Artinya apa?, kebebasan kita berpendapat dibatasi oleh hak orang lain," ungkapnya.
Sementara kegiatan sore tersebut juga dihadirkan narasumber dari berbagai aspek sudut pandang, Brimob soal bahaya radikalisme, Dinas Pendidikan soal aspek pendidikanya, dari LPPAR terkait sisi psikologisnya dan dari Kepolisian yang mengupas dari sisi hukum.

Selain itu kegiatan dihadiri kurang dari 200 pelajar SMP, SMK dan sederajat se Kota Pekalongan yang juga dihadiri guru pendamping.

Post a Comment

 
Top