Pekalongan
Seorang pemuda yang diduga mengalami depresi nekat naik tower sutet setinggi 40 meter yang berada di pinggiran Desa Ambokembang, Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan jelang tengah malam tadi, Selasa (7/7/15).
Aksi nekad pemuda yang belakangan diketahui bernama Arif Qurohman (21 th) warga Desa Cap Gawen, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan tersebut bermula dari perginya pemuda lajang yang berprofesi sebagai kameramen acara hajatan untuk sholat maghrib. Namun hingga jelang sholat tarawih belum kembali juga dan akhirnya di pergoki warga gang 3 Cangkring, Ambokembang naik kepucuk tower ketika sholat tarawih berlangsung.
Wargapun akhirnya geger dengan ulah pemuda lulusan S 1 di salah satu perguruan tinggi ternama Semarang. Tak pelak berita naiknya pemuda yang diduga akan bunuh diri terjun dari puncak tower sutet tersebut akhirnya dengan cepat menyebar hingga pihak keluarga yang rumahnya sejauh 3 kilo meter dari lokasi langsung tahu dan dengan cepat ke lokasi.
Sampai berita ini ditulis belum ada kejelasan apa motif pemuda yang sudah tiga kali melakukan percobaan bunuh diri yang kesemuanya bertepatan dengan momen jelang lebaran. Pihak Kepolisian dan pihak keluarga belum bisa dikonfirmasi karena sedang sibuk membujuk pelaku untuk turun.
Berjam-jam warga yang menyemut dibawah sutet dibuat tegang dengan ulah nekat pemuda yang sudah ditinggal mati sang ayah. Berkali-kali pelaku melakukan gerakan-gerakan mencekam, turun lalu naik bahkan sampai ke ujung tower hingga nyaris bersentuhan dengan jaringan kabel listrik tegangan tinggi.
Upaya Kepolisian dan keluarga tidak terlalu digubris pelaku bahkan Ibu pelaku yang dihadirkan ke lokasi belum mampu untuk membuat luluh pelaku.
Menurut Paman Pelaku, Taufiq (50 th) yang akhirnya mau memberikan keterangan mengatakan, Arif adalah pemuda biasa dan normal. tidak ada tanda-tanda gangguan mental.
"Keluargapun heran dengan perilaku arif yang mendadak seperti itu, saya tidak tahu pasti motifnya karena tidak tinggal serumah," elaknya.
"Yang jelas pas maghrib masih normal karena sempat sholat berjamaah di mushola," terang Taufiq.
Gelapnya lokasi dan tingginya tower sutet tidak memungkinkan kamera menjangkau hingga pengambilan gambar momen menegangkan yang diperagakan Arif terlewati begitu saja.
Post a Comment