googlesyndication.com

0 Comment
TKW Asal Setono Disiksa Di Malaysia
Saropah TKW malang asal Setono Kota pekalongan
Kota Pekalongan
Lagi, Tenaga Kerja Wanita Indonesia mendapat perlakukan buruk di Malaysia, Selain disiksa dan disuruh mengganti biaya yang dikeluarkan agen penampung sebesar Rp 11 juta juga sering mendapatkan terror dari orang suruhan agen yang datang ke rumahnya.

Adalah Saropah (39 th) warga Rt 02 Rw 10 gang 4 Kelurahan Setono (sebelum nya kelurahan Dekoro) Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan yang menjadi korban kekerasan fisik dan perlakukan buruk agen penampung TKI kemarin berencana melaporkan ka susnya ke Polres Pekalongan Kota.

Saat ditemui di kediamanya, Saropah mengisahkan pengalaman niatnya untuk bisa bekerja di Malaysia tiga bulan lalu.

" Awalnya diajak Junaenah, tetangga saya yang sudah lama bekerja di Malaysia, saya ditawari kerja disana sebagai pembantu rumah tangga, ucapnya, Minggu (14/6/15) kemarin.

Selanjutnya dirinya dibawa ke agen TKI yang berada di Tirto dan dipertemukan dengan wanita yang bernama Ida, setelah terjadi kesepakatan dirinya diajak ke Jakarta untuk kepengurusan paspor.

" Setelah dibuatkan paspor, saya diberangkatkan ke Malaysia awal april melalui Jakarta transit ke Batam dan dilanjutkan Masuk Malaysia melalui kapal laut," kisah wanita yang merasa bersyukur bisa lolos dan pulang berkumpul dengan keluarganya.

Sampai di malaysia, saropah mengaku ditampung di beberapa agen sebelum sempat bekerja.

" Karena saya kurang bisa memahami bahasa mereka, akibatnya saya sering mendapat siksaan fisik dari para pegawai agen hingga saya sampai dititipkan di tiga agen yang berbeda," terangnya.

Sering mendapat perlakuan tidak manusiawi, Dirinya memutuskan untuk minta pulang, namun agen menolak kecuali dengan syarat membayar uang pengganti RP 11 juta. karena tidak terjadi kesepakatan akhirnya mendapat siksaan kembali.

" Yang membuat saya menyerah mengikuti permintaan agen dengan melakukan tanda tangan surat perjanjian adalah ketika dilepas di tengah hutan sawit selama 4 hari tanpa makan tanpa minum," ujarnya memelas.

Akhirnya 2 minggu kemarin, lanjutnya, dirinya dipulangkan ke Indonesia lewat jakarta dan dijemput suami, akan tetapi dirinya tidak bisa begitu saja pulang ke pekalongan, selama beberapa hari dirinya tidak bisa ditemui karena agen meminta tambahan syarat tanda tangan suaminya.

Setelah syarat tersebut dipenuhi bersama suami akhirnya bisa tiba dirumah namun persoa lan belumlah selesai, kami sekeluarga ketakutan karena orang-orang suruhan agen sering datang ke rumah menagih uang pengganti yang besarnya Rp 11 juta.

" Kami merasa diteror apalagi kami sudah tidak mempunyai uang sama sekali untuk mengganti yang disyaratkan agen karena ekonomi keluarga saya dalam keadaan susah," tutur nya sedih.

Sementara itu Kapolres Pekalongan Kota AKBP Lutfie Silistiawan saat dikonfirmasi persoa lan tersebut  mengakui dan membenarkan adanya peristiwa memilukan yang menimpa ibu Saropah,

" Kita .sudah mendengar kasus tersebut, kami akan segera berkoordinasi dengan semua pihak untuk membantu ibu Saropah menyelesaikan persoa lanya," tegasnya.


Post a Comment

 
Top