googlesyndication.com

0 Comment
Kota Pekalongan Jadi Yang Pertama Terapkan Teknologi Pengelolaan Transportasi Perkotaan Di Indonesia
BPPT siapkan tenaga penginput
Kota Pekalongan - Dipandang sebagai Kota katagori menengah yang paling siap untuk infrastruktur di bidang IT dan sumber daya manusia yang mendukung, Kota Pekalongan digandeng Badan Pengkajian Penerapan Teknologi Nasional (BPPT) untuk dija dikan Pilot Projek sebagai Smart City yang salah satu komponenya adalah tekhnologi pengelolaan transportasi perkotaan, hasil dari teknologi pengelolaan transportasi perkotaan tersebut nantinya akan diaplikasikan keseluruh kota-kota besar di seluruh Indonesia, hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Teknologi Prasarana Transportasi Perkotaan Pusat, Joko Prijo Utomo dalam kunjunganya ke ruang Area Traffic Control System (ATCS) dikomplek terminal Kota Pekalongan.

Joko menyampaikan, bahwa Timnya fokus di pengelolaan transportasi perkota an yang penjadi salah satu unsur terbentuknya Smart City.

" Nantinya Kota Pekalongan akan dapat mengintegrasikan seluruh layanan yang berhubungan dengan transportasi semisal, kalau ada kecelakaan di jalan maka informasi secara real time dan in line otomatis akan terkoneksikan ke SKPD terkait seperti Rumah Sakit, Puskesmas terdekat, Polres dan Polsek terdekat, sehingga akan dengan cepat tertangani dengan ATCS sebagai pusat datanya," ucapnya, Sabtu (9/5/15) siang tadi.

Selain itu menurut Joko, dalam tahun ini timya sudah bisa menerapkan inovasi yang dikembangkan sendiri oleh BPPT berupa, Inteljen Traffic System (ITS) yang akan dikelola oleh SKPD bersangkutan.

" ITS sendiri merupakan bagian dari Smart City dan setiap tahun akan ada pengembangan hingga tahun 2019 nanti mudah-mudahan akan bisa diintegra sikan ke seluruh unit pelayanan," ujarnya.

Untuk memuluskan langkah tersebut, imbuh Joko, pihaknya bekerja sama dengan pemerintah Kota pekalongan melalui Dinas Perhubungan Pariwisata Dan Kebudayaan (Dishubparbud) akan mengawalinya dengan menerjunkan 50 sampai 60 orang yang akan menginput data dengan mewawancarai rumah tangga untuk menegetahui pola perjalanan keseharian penduduk atau mengetahui historis dari perjalanan penduduk dalam satu hari, dimulai keluar rumah sampai kembali kerumah lagi.

" Data perencanaan yang kita buat bersumber dari data lapangan yang sudah diinput tadi, maka kita akan tahu secara matimatik dan akan dijadikan model perjalanan yang sudah ditempuh penduduk kota Pekalongan dalam satu hari, selanjutnya data tersebut kita simulasikan lewat komputer seberapa besar beban jalan di Kota Pekalongan," jelasnya.

Dijelaskan Joko, dari hasil simulasi tersebut akan bisa diprediksi kebutuhan jalan Kota Pekalongan, sehingga perlu dan tidaknya pelebaran sebuah jalan akan dapat di analisa secara tepat.

" misalkan tahun 2030 sebuah jalan perlu dilebarkan karena kebutuhanya sekian lalulintasnya, sementara tahun ini bisa menampung lalulintas sekian dengan volume sekian dan kebutuhanya sekian dan teknologi ini nantinya hasilnya akan bisa menjawab," tuturnya.

Joko mengungkapkan, dengan teknologi yang akan diterapkan nanti lebih ber sumber bagaimana permintaan atau kebutuhanya yang akan dikelola, perjala nan pengguna jalanlah yang akan dikelola.

" Nanti outputnya akan ada pengurangan pemakaian kendaraan bermotor dan beralih ke transportasi massal, kita mulai tahun ini untuk datanya dan secara makro nanti hasilnya lima tahun kedepan," tandasnya.

Post a Comment

 
Top