googlesyndication.com

0 Comment

Menengok Lomba Fashion Show Busana Koran Bekas di IBC & Craft
Lomba Fashion Show Busana Koran Bekas



Kota Pekalongan
Tiga puluh model imut, berbusana koran bekas tampil pada acara Grand Final Fashion Show di IBC & Craft pada, Minggu (22/3/15). Yang unik baju yang dikenakan tersebut 100 persen terbuat dari bahan koran bekas. Seperti apa?

Berlenggak lenggok diatas cat walk mini, di pendopo IBC & Craft Wiradesa Pekalongan, para model yang sebagian besar siswa Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar dari berbagai wilayah tersebut, tampil cantik mengenakan pakain nan elok. Berjalan dan bergaya ala model diiringai musik, mereka terlihat begitu percaya diri memperagakan busana ramah lingkungan itu dan murah tersebut.

Para perserta fashion menunjukkan gaya-gaya yang lucu dan menggemaskan di atas panggung. Mulai dari lenggak-lenggok cara berjalan, kecentilan anak-anak dan juga baju-baju yang dikenakan mengundang gelak tawa para pengunjung yang ikut meramaikan suasana siang itu.

Namun mereka tidak sekedar mengenakan busana dari koran bekas, karena desain dan bentuknya sangat menarik, bahkan beberapa dibuat dengan serius oleh perancang busana. Koran bekas tersebut dilipat-lipat dan dirangkai, ada pula yang diberi warna sehingga membentuk baju gaun yang indah dan unik-unik.

Ide acara tersebut menurut penyelanggara mucul karena banyaknya barang-barang bekas yang tercecer di lingkungan sekitar. 

“Kami ingin mengasah kreatifitas sejak dini, diawali dengan busana dari koran bekas. Disamping karena bahan baku murah dan mudah didapat, mudah untuk dibentuk sedemikian rupa,” ujar Tecko penyelenggara.

“Selain itu kami juga ingin mengangkat dunia modelling di Pekalongan dan sekitarnya. Namun dengan cara yang lebih kreatif dan menarik. Karena selama ini lomba fashion gitu-gitu saja, tidak ada nilai lebihnya,” ujar seniman lukis ini.

Diungkapkan, kegiatan tersebut merupakan puncak dari rangkaian acara yang sudah digelar sebelumnya. Dimulai dari penyisihan yang digelar sejak bulan Februari, untuk setiap Wilayah. Yang antara lain Batang, Kajen, Kota Pekalongan, Kedungwuni, Comal, Pemalang dan Sragi. Kemudian dipilih 30 finalis dari 7 wilayah tersebut untuk kategori TK dan SD.

Agar berbeda dengan acara serupa, penilaian juga dari beberapa sisi, yang meliputi kreatifitas busana yang bernilai 40%, tata rias 25% dan cat walk dari model yang bernilai 35%.

 “Bagi model yang terbaik kami berikan hadiah berupa trophy dan uang pembinaan. Serta ada penghargaan khusus bagi peracang busana yang terbaik,” ucap Tecko.

Ditambahkan, even kemarin akan berlanjut dengan konsep lebih besar saat peringatan Hari Kartini april mendatang. Dengan menggelar lomba juga kebaya modern juga dari bahan kertas. Pesertanya juga lebih variatif, dari tingkat TK, SD, SMP, SMA dan umum (mahasiswa ikut umum).

Post a Comment

 
Top