googlesyndication.com

0 Comment
Walikota: Kami Berhemat, Untuk Logo Baru Habis 200 Juta
Walikota, Ketua Opek dan Kepala Diskominfo
Kota Pekalongan
Setelah menggelar acara launching logo baru, Walikota langsung mengadakan jumpa pers yang diikuti berbagai media peliput, dalam siaran persnya, Walikota Pekalongan, HM Basyir Achmad menegaskan, pihaknya ingin merubah ‘mindset’ PNS di Kota Pekalongan.

“Jika pada logo sebelumnya terkesan kekuasaan maka pemkot yang sekarang adalah pelayanan,” katanya, Jum'at (30/1/15).

Untuk penggunaan logo baru ini, Basyir juga menampik jika disebut sebagai upaya penghamburan anggaran.

 “Tidak banyak APBD yang digunakan dalam pembuatan logo baru ini,”  tegasnya.

Bahkan bagi kantor-kantor yang masih memiliki kertas berlogo lama, masih bisa digunakan sampai habis. Baru kalau mau mencetak lagi menggunakan logo baru.

“Jadi tidak ada pemborosan dalam hal ini,” tambahnya

“Sesuai pesan DPRD dalam catatan pengesahan Perda, logo baru harus disosialisasikan dan hari ini kami mulai lakukan agar seluruh masyarakat tahu. Dengan logo baru, kami ingin merubah citra kekuasaan menjadi pelayanan. Kemudian sesuai instruksi presiden tentang revolusi mental, dan kami sudah belajar ke salah satu rumah sakit, akhirnya kami buat logo dan tagline pelayanan prima Pemkot Pekalongan,” beber Walikota

Terkait besaran anggaran yang di habiskan, Basyir mengatakan, total anggaran yang di habiskan mencapai Rp 200 juta, itupun ada yang dibantu dari sponsor BUMN dan BUMD yang turut ikut mensosialisasikan.

" kami iuran dan  instansi maupunn SKPD membuat sosialisasi sendiri dengan mencetak kaos sendiri, bisa dilihat kaospun tidak sama warnanya, menyesuaikan kebiasaan masing-masing, yang jelas kami berhemat dalam mengeluarkan anggaran." ujarnya.

Kepala Diskominfo, Sri Budi Santoso menambahkan, launching logo yang dilaksanakan hari itu menjadi satu bagian kecil sosialisasi yang mulai digalakkan Pemkot Pekalongan. Selebihnya, akan dilakukan sosialisasi lanjutan lewat berbagai bentuk, namun tanpa mengeluarkan anggaran yang besar.

Mencermati masih adanya fenomena penolakan terutama di media sosial, Sri Budi menganggapnya sebuah dinamika yang berkembang di masyarakat yang pasti muncul karena sesuatu itu ada yang pro dan kontra. Yang terpenting, tugas Pemkot adalah terus melakukan sosialisasi dan penjelasan makna logo agar bisa diterima masyarakat.

“kita tunggu proses itu berlangsung karena semuanya adalah bentuk aspirasi dan dinamika perubahan,” ucapnya.

Post a Comment

 
Top