googlesyndication.com

0 Comment

Pekalongan-
Ratusan orang dari berbagai komunitas yang ada di Kota Pekalongan dengan di bantu TNI, Karang Taruna dan masyarakat ditiga Kelurahan hari ini gotong royong membersihkan kali bremi dari tumpukan tanaman enceng gondok yang menutupi DAS sepanjang dua ratusan meter di wilayah Kelurahan Pasirsari, Minggu (21/12/14). Mereka secara serempak dengan menggunakan peralatan sederhana serta di bantu dengan alat berat yang di sediakan Pemkot memulai kegiatan pembersihan dari pagi hingga siang berita ini ditulis masih berkonsentrasi di badan sungai yang penuh dengan enceng gondok.

Ketua kegiatan, Titik Nuraini dari Komunitas Peduli Kali Loji (KPKL) mengatakan, kegiatan hari ini adalah tindak lanjut dari program yang di usulkan oleh komunitas RINOVE, salah satu relawan yang ada di Kota Pekalongan yang sama-sama peduli dengan masalah sungai di Pekalongan, dan program kerja tersebut sudah di canangkan sejak 30 november lalu ketika KPKL usai melaksanakan kegiatan bersih kali loji.Kota

" kita hari ini menggandeng banyak komunitas dan semua yang peduli terhadap nasib sungai Kota pekalongan untuk pro aktif menggalang dukungan kesemua pihak untuk peduli agar sungai yang ada di Kota Pekalongan bisa lebih baik kondisinya." Jelasnya.

Dipilihnya sungai kali Bremi untuk di jadikan prioritas dalam penangananya menurut ketua relawan muda berinovasi (RINOVE), Budi Bayu Arto, adalah semata melihat kondisi sungai tersebut tak lebih baik dari kali loji.

" kalau kali loji permasalahanya ada di limbah dan sampah akan tetapi di kali bremi lebih kompleks, karena disini ada semua jenis sampah, mulai dari sampah rumah tangga, limbah batik, enceng gondok
pendangkalan sungai, sanitasi dan yang lebih parah adalah berhentinya aliran air serta terintrusi air laut yang di perparah dengan penyempitan badan sungai karena menumpuknya sampah di kanan-kiri badan sungai." ungkapnya.

Bayu menambahkan, kesadaran masyarakat dalam memberlakukan sungai dengan bijak agar bisa di bangun.

" kami temukan masih banyak masyarakat yang berprilaku seakan sungai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) rumah tangga, karena semisal tadi kami temukan kasur yang tak terpakai di buang di sungai." ucapnya.

Hal yang sama juga diamini Tatik Nuraini, " perlu merubah mindset masyarakat, kami tidak hanya fokus di sampah dan limbah akan tetapi juga sosialisasi kepada masyarakat, kami bekerja sama dengan dengan berbagai pihak, lewat diskusi maupun aksi nyata di lapangan." terangnya.

Post a Comment

 
Top