googlesyndication.com

0 Comment
Profesi Ganda Seorang Aveus Har:  Penjual Mie Ayam - Penulis Novel
Wiradesa - Senyum kepuasan Harso di sela menutup warung Mie Ayam-nya, yang berada di Jl. Patimura (belakang BRI Cab. Wiradesa). Jam 7 malam dagangan Mas Harso telah habis. 

Suatu ekspresi kepuasan yang mengundang rasa penasaran atas apa yang ada di balik kiat beliau dalam mengelola kesibukan sehari-harinya.

Kiranya Mas Harso telah mampu melepaskan dirinya dari belenggu latah yang lazim melekat pada umumnya para pedagang kuliner. Pemilikan suatu kerangka pemikiran yang mampu menganalisa-nya membebaskan dirinya dari seorang jati diri pekerja non-formal. Ia menuturkan, “Ada sih keinginan untuk memberi perhatian suatu selera yang lebih khas, namun idealisasi sering berbanding terbalik dengan realita. Hanya daya beli masyarakatlah yang terkadang menyita pertimbangan-pertimbangan penyesuaian harga per mangkok.”

sisi lain seorang Mas Harso. Kegemarannya membaca buku sejak di bangku sekolah membawanya menguak talenta yang cukup mengagumkan. Ia pun bercerita, Sering para pelanggan Mie Ayam dan orang-orang di sekitarnya bersoloroh bahwa sebenarnya Mas Harso ini kuliah dimana kok bawaannya buku bacaan yang tebal-tebal.

Dengan berendah diri ia pun menjelaskan, padahal aku hanya seorang lulusan SMEA Negeri.” Kebiasaannya menjadi kutu buku tak disia-siakannya terlewat begitu saja. 

Kemampuan menulisnya diikuti dan dilatih terus menjadi karya-karya yang dikirimkannya pada majalah-majalah remaja seperti, Kawan Kita dan Anita Cemerlang. Kesenangannya membaca buku-buku psikologi pun kian menambah kepiawaiannya dalam menulis cerpen ataupun novel. Dengan cukup meyakinkan dia melukiskan bahwa, Kecenderungan bekerjanya otak kaum lelaki dan perempuan itu berbeda, di satu sisi bisa berkerja bersama-sama, di lain sisi beraksi secara terpisah, bergantung apa yang sedang dikerjakan saat itu. 

"Ide saya justru muncul dan mengalir di saat sibuk melayani pelanggan. Hingga di sela aktivitas sering kusempatkan menulis gambaran suatu adegan atau alur cerita pada secarik kertas, juga terkadang mengetiknya di handphone, ”jelasnya.

Kelebihannya mengenali perilaku manusia menjadikan dirinya bisa memposisikan dirinya pada tokoh-tokoh di dalam karyanya.

Selama ini dia telah mampu menghasilkan 8 judul buku novel populer bagi khalayak pembaca usia remaja. Dua buah judul di antaranya, “Sorry That I Love You” dan “Roller Coaster Cinta”, cukup lumayan banyak menyedot perhatian pembaca, dan mendatangkan hasil royalty yang cukup berarti dalam nilai rupiahnya. 

Sembari tertawa kecil ia mengisahkan rasa syukurnya, 

“Syukur Alhamdulillah…dengan rutin mengirim cerpen ke empat majalah per bulan aku bisa mengantongi Rp. 800.000,-, dan dengan mengirimkan naskah untuk diterbitkan menjadi buku aku bisa mengandalkan transfer royalty dari penerbit sejumlah kisaran nilai Rp. 300.000,- sampai dengan Rp. 3.000.000,- per semester (6 bulan),” jelasnya.

~Oleh: Arry Anand~

Post a Comment

 
Top