Pekalongannews, Spanyol - Atletico Madrid akhirnya mencatat kemenangan tandang pertamanya musim ini setelah menumbangkan Real Betis dengan skor 2-0, Senin (27/10/2025) malam waktu setempat.
Bermain di Stadion La Cartuja, pasukan Diego Simeone tampil solid di bawah tekanan tuan rumah dan menunjukkan karakter khas Los Colchoneros yang tak mudah goyah.
Laga baru berjalan lima menit, El Atleti langsung menggebrak. Giuliano Simeone, putra sang pelatih, membuka keunggulan dengan gol cantik lewat tembakan voli kaki kiri dari luar kotak penalti. Bola meluncur ke pojok kanan bawah gawang tanpa bisa dijangkau kiper Betis.
Start ideal bagi tim tamu yang tampil berbahaya lewat serangan balik cepat.
Alex Baena menjadi motor permainan di lini tengah, sementara Giuliano terus menekan dari sisi kanan. Julián Álvarez sempat punya peluang emas untuk menggandakan skor, namun penyelesaiannya masih melambung.
Meski tertinggal, Betis tak tinggal diam. Trio lini depan Ez Abde, Antony, dan Cucho Hernández mencoba menembus pertahanan rapat Atlético, tapi penyelesaian akhir masih menjadi masalah. Jelang turun minum, tuan rumah sempat menuntut penalti usai Natan dijatuhkan di kotak terlarang, namun wasit bergeming.
Hanya berselang beberapa detik, Atlético justru memanfaatkan kelengahan Betis. Melalui skema serangan balik cepat, Alex Baena menusuk dari sisi kiri, mengecoh bek lawan, lalu melepaskan tembakan keras ke sudut atas gawang. Gol indah itu membuat Atlético unggul 2-0 hingga jeda babak pertama.
Pertahanan Kokoh Ciri Khas Simeone
Memasuki babak kedua, Simeone dipaksa menarik keluar Pablo Barrios karena cedera. Tak lama kemudian, Baena dan Álvarez juga digantikan oleh Conor Gallagher, Antoine Griezmann, dan Alexander Sørloth. Walau intensitas serangan balik menurun, organisasi pertahanan Atlético justru semakin kokoh.
Real Betis yang terus menggempur menemukan tembok tebal di depan mereka. Trio lini belakang David Hancko, José María Giménez, dan kiper Jan Oblak tampil gemilang menggagalkan sejumlah peluang berbahaya.
Pertahanan disiplin inilah yang menjadi ciri khas “Simeone Ball” — rapat, keras, tapi efisien. Para suporter tamu pun bersorak puas melihat identitas permainan lama Atlético kembali muncul.
Di menit-menit akhir, frustrasi mulai melanda pemain Betis. Bola muntah, keputusan wasit, hingga keberuntungan seolah tak berpihak kepada mereka. Peluit akhir terdengar di tengah sorakan pendukung Atlético yang akhirnya bisa bernapas lega.
Kemenangan ini menjadi kemenangan tandang pertama Atletico musim ini dari tujuh laga di luar kandang. Tambahan tiga poin membuat mereka naik ke posisi keempat klasemen sementara La Liga, hanya terpaut tiga angka dari Barcelona di peringkat kedua.
Sementara itu, Real Betis harus rela turun ke posisi keenam dan tertinggal tiga poin dari Atletico. Tuan rumah boleh merasa sial, tapi malam itu, ketangguhan lini belakang Los Colchoneros memang pantas mendapat pujian.
Alex Baena menjadi motor permainan di lini tengah, sementara Giuliano terus menekan dari sisi kanan. Julián Álvarez sempat punya peluang emas untuk menggandakan skor, namun penyelesaiannya masih melambung.
Meski tertinggal, Betis tak tinggal diam. Trio lini depan Ez Abde, Antony, dan Cucho Hernández mencoba menembus pertahanan rapat Atlético, tapi penyelesaian akhir masih menjadi masalah. Jelang turun minum, tuan rumah sempat menuntut penalti usai Natan dijatuhkan di kotak terlarang, namun wasit bergeming.
Hanya berselang beberapa detik, Atlético justru memanfaatkan kelengahan Betis. Melalui skema serangan balik cepat, Alex Baena menusuk dari sisi kiri, mengecoh bek lawan, lalu melepaskan tembakan keras ke sudut atas gawang. Gol indah itu membuat Atlético unggul 2-0 hingga jeda babak pertama.
Pertahanan Kokoh Ciri Khas Simeone
Memasuki babak kedua, Simeone dipaksa menarik keluar Pablo Barrios karena cedera. Tak lama kemudian, Baena dan Álvarez juga digantikan oleh Conor Gallagher, Antoine Griezmann, dan Alexander Sørloth. Walau intensitas serangan balik menurun, organisasi pertahanan Atlético justru semakin kokoh.
Real Betis yang terus menggempur menemukan tembok tebal di depan mereka. Trio lini belakang David Hancko, José María Giménez, dan kiper Jan Oblak tampil gemilang menggagalkan sejumlah peluang berbahaya.
Pertahanan disiplin inilah yang menjadi ciri khas “Simeone Ball” — rapat, keras, tapi efisien. Para suporter tamu pun bersorak puas melihat identitas permainan lama Atlético kembali muncul.
Di menit-menit akhir, frustrasi mulai melanda pemain Betis. Bola muntah, keputusan wasit, hingga keberuntungan seolah tak berpihak kepada mereka. Peluit akhir terdengar di tengah sorakan pendukung Atlético yang akhirnya bisa bernapas lega.
Kemenangan ini menjadi kemenangan tandang pertama Atletico musim ini dari tujuh laga di luar kandang. Tambahan tiga poin membuat mereka naik ke posisi keempat klasemen sementara La Liga, hanya terpaut tiga angka dari Barcelona di peringkat kedua.
Sementara itu, Real Betis harus rela turun ke posisi keenam dan tertinggal tiga poin dari Atletico. Tuan rumah boleh merasa sial, tapi malam itu, ketangguhan lini belakang Los Colchoneros memang pantas mendapat pujian.



No comments:
Post a Comment