googlesyndication.com

0 Comment
Ancaman Stagnasi: Ekonom Ungkap Bahaya "Secular Stagnation" di Indonesia

Pekalongannews, Jakarta - Secular Stagnation (Stagnasi Sekular) adalah sebuah konsep ekonomi yang menjelaskan kondisi di mana pertumbuhan ekonomi suatu negara atau wilayah mengalami perlambatan jangka panjang yang signifikan.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia kini berada di persimpangan yang kritis. Data terbaru menunjukkan tren penurunan yang mengkhawatirkan, dengan angka pertumbuhan ekonomi yang terus merosot di bawah 5% pada triwulan-triwulan terakhir.

Jahen Fachrul Rezki, Ph.D Wakil Kepala Penelitian LPEM FEB (Fakultas Ekonomi dan Bisnis) Universitas Indonesia mengungkap fenomena "secular stagnation" - sebuah kondisi kemandekan ekonomi yang berpotensi berkepanjangan.

Sejak awal tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan signifikan:

Triwulan I: 5,11% , Triwulan II: 5,05%,Triwulan III: Turun menjadi 4,95%

“Dari 17 sektor ekonomi, 11 di antaranya mengalami perlambatan, termasuk sektor-sektor kunci seperti: Pengolahan Migas,Pertambangan,Tekstil,Konstruksi,Perdagangan,” ujarnya.

Hanya beberapa sektor seperti transportasi dan komunikasi yang menunjukkan sedikit pertumbuhan.

Beberapa faktor utama menjadi penyebab stagnasi ekonomi termasuk Efisiensi berbisnis masih rendah dengan biaya logistik mencapai 24% dari PDB.

Kualitas Sumber Daya Manusia: 40% tenaga kerja berpendidikan setingkat SMA, belum siap menghadapi era AI.

Sektor Informal Mendominasi: Sekitar 50% ekonomi berada di sektor informal, membuat pemungutan pajak sulit.

Kelas Menengah Tertekan: 9 juta orang mengalami penurunan kelas pendapatan, bahkan sebelum pandemi COVID-19.

“Faktor non-ekonomi turut berkontribusi, seperti:Naiknya indeks korupsi,Ketidakpastian investasi,Kebijakan yang kurang kondusif,” tambahnya.

Pemerintah didesak untuk Menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru,Meningkatkan kualitas sumber daya manusia,Mendorong produktivitas,Memperluas basis pajak,Mendukung transformasi sektor informal.

Langkah cepat dan tepat diperlukan untuk mencegah potensi resesi dan memulihkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Post a Comment

 
Top