googlesyndication.com

0 Comment
Perempuan Rentan di Pekalongan Dilatih Olah Limbah Batik Jadi Produk Bermanfaat
Pekalongannews, Kota Pekalongan - Sebuah inisiatif pembangunan keterampilan tengah berlangsung di tiga wilayah berbeda, yaitu Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, dan Kabupaten Batang.

Puluhan penerima bantuan sosial (bansos) dan perempuan rentan di daerah-daerah tersebut sedang menjalani pelatihan intensif tentang pemanfaatan limbah kain batik menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.

Bimbingan Teknis (Bimtek) ini, diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI melalui Direktorat Jenderal Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil, Menengah dan Aneka, dan difasilitasi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Tengah.

Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, mulai Rabu hingga Jumat, tanggal 6 hingga 8 Maret 2024, di Ballroom Hotel Santika Pekalongan.

Selain memberikan kontribusi dalam pengurangan sampah, pengolahan limbah kain batik juga menjadi sumber potensial untuk produk kreatif yang memiliki nilai ekonomi tinggi ketika dijual.

Setio Budi Purwono, Pembina Industri Ahli Muda Disperindag Jateng, menjelaskan bahwa tujuan dari bimtek ini adalah agar seluruh peserta mampu mengubah limbah kain batik menjadi produk yang memiliki nilai jual tinggi, seperti tas dan sarung bantal.

Mengingat Kota Pekalongan merupakan sentra batik yang kaya akan bahan baku, peluang ini dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan.

"Dengan memberikan keterampilan ini, kami berharap mereka bisa mengubah limbah menjadi sumber berkah. Dengan begitu, diharapkan mereka juga mampu memulai bisnis mereka sendiri di masa yang akan datang," ujarnya dalam sesi penutupan bimtek Pemanfaatan Limbah Batik, Senin, 11 Maret 2024.

Menurut Setio, peserta bimtek berasal dari penerima bantuan sosial yang terdaftar dalam Daftar Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Mereka berasal dari Kota/Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang. Dari rincian peserta, terdapat 10 orang dari Kota Pekalongan, serta masing-masing 5 peserta dari Kabupaten Pekalongan dan Batang.

Selain itu, terdapat tambahan 6 peserta dari kalangan perempuan atau perempuan rentan melalui Program Pemberdayaan Ekonomi Perempuan (PPEP) Kota Pekalongan.

Kerjasama dengan salah satu usaha batik terkemuka di Kota Pekalongan, yaitu Maharani Craft, menjadi kunci sukses pelaksanaan bimtek ini.

Melalui instruktur dari Maharani Craft, diharapkan program pelatihan ini dapat memberikan solusi bagi kemiskinan ekstrem yang masih menjadi masalah di sebagian masyarakat.

"Dengan menyelenggarakan pelatihan teknis semacam ini, kami berharap dapat memberdayakan ekonomi masyarakat setempat. Kami juga akan melakukan kegiatan serupa di daerah lain seperti Solo Raya dan Pati Raya, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi lokal masing-masing," tambahnya.

Salah satu peserta bimtek, Ita, yang juga merupakan perwakilan dari Srikandi Lembaga Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Remaja (Srikandi LPPAR) Kota Pekalongan, menyambut baik program ini.

Baginya dan peserta lainnya, pelatihan ini bukan hanya tentang memperoleh keterampilan baru, tetapi juga membuka peluang untuk memperluas jaringan, serta memberdayakan masyarakat melalui pengolahan limbah batik menjadi produk bernilai jual tinggi.

"Bagi kami, kaum perempuan rentan, terlebih bagi saya yang hanya seorang ibu rumah tangga, program ini sangat membantu. Dengan pelatihan ini, kami berharap produk-produk yang kami hasilkan dapat menjadi sumber penghasilan tambahan dari rumah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga kami," ungkapnya dengan antusias.

Diharapkan, melalui upaya seperti ini, tidak hanya masalah kemiskinan yang dapat teratasi, tetapi juga terbuka peluang baru bagi para peserta untuk menjalani kehidupan yang lebih mandiri dan berkelanjutan secara ekonomi.

Ini adalah langkah kecil, tetapi sangat signifikan, dalam memperkuat ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama bagi mereka yang berada dalam kondisi rentan dan membutuhkan bantuan.

Post a Comment

 
Top