googlesyndication.com

0 Comment
  
Ada dua hal yang akan selalu diingat dan kerap ditunggu saat memasuki bulan Agustus di Kota Pekalongan. Satu tradisi seketeng (bukan sekaten lho) dan satu lagi tradisi pasar jajan atau makan gratis ala open house.

Sudah dua tahun tepatnya saat pandemi covid-19 berlangsung kedua tradisi tersebut tidak digelar karena pemerintah menganggap punya potensi besar penyebaran virus corona.

Kini setelah kondisinya semakin membaik, pemerintah kembali mengizinkan dua tradisi tersebut meramaikan suasana Kota Pekalongan sepanjang paruh kedua Agustus.

Kembali soal seketeng dan pasar jajan. Dalam sejarahnya seketeng awalnya dirayakan untuk memperingati diangkatnya Ratu Whilmena di era pemerintahan kolonial Belanda.

Pada saat itu masyarakat Indonesia kerap menghias gapura maupun gerbang desa atau kampung tiap kali masa perayaan tiba namun sekarang berubah menjadi perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Indonesia.

Bahkan ada sebuah dokumen berupa foto lama berangka tahun 1920-an sudah menggambarkan sebuah daerah bernama Gudang Dukuh memajang beragam hiasan di gapura kampung.



Ketika sudah merdeka tradisi seketeng terus berlanjut menjadi seperti yang sekarang. Adapun pasar jajan adalah tardisi atau kearifan lokal yang sudah berlangsung sejak tahun 1950-an.

Pasar jajan sendiri atau makan gratis ala Kota Pekalongan adalah cara warga setempat menyambut tamu mulai dari saudara, teman, kolega maupun masyarakat umum yang datang bertamu. Bahkan orang tidak dikenalkan pun akan disambut baik dan umumnya akan dipersilahkan menikmati hidangan yang ada.

Biasanya pasar jajan berlangsung mulai 16 hingga berakhirnya bulan Agustus dan pelaksanaanya bergiliran atau bersamaan di setiap kampung atau kelurahan.

Berbagai hidangan mulai dari makanan tradisional hingga kekinian disajikan tuan rumah. Konon tradisi pasar jajan muncul karena warga Kota Pekalongan paling getol bersilaturahmi dan berkumpul bersama dalam satu kegiatan.

Nah, bagi anda yang penasaran untuk menikmati serunya suasana Kota Pekalongan disarankan untuk datang berkunjung mulai pertengahan bulan Agustus, selain bisa menikmati makan gratis, pengunjung juga bisa berjalan-jalan menikmati semaraknya suasana malam di kampung-kampung lengkap dengan kreatifnya warga menghias seketeng atau gapura.

Post a Comment

 
Top