googlesyndication.com

0 Comment
pekalongan-news.com
Diskusi pengembangan pariwisata daerah melibatkan Dinporapar, PHRI, Pokdarwis dan penyedia jasa pemandu wisata
Kabupaten Pekalongan
Kepala Bidang (Kabid) Pariwisata di Dinas Pemuda dan Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten Pekalongan, Endang Lasminingsih menyebutkan, terdapat 8 objek wisata alam yang sangat berpotensi disamping 12 lokasi wisata, 6 wisata buatan, 8 wisata dengan minat khusus dan 17 wisata lainya yang dapat diolah melalui strategi promosi dan pengembangan pariwisata daerah.

Endang mengatakan, di wilayah Kabupaten Pekalongan juga terdapat 4 Desa Wisata seperti Desa Lolong di Karanganyar, Petungkriyono dan dua pelabuhan perikanan seperti TPI Wonokerto serta TPI Jambean.
"Namun sayangnya dari berbagai potensi wisata tersebut baru bisa di dukung oleh satu Hotel berbintang dan delapan Hotel non bintang serta 10 pondok wisata," ungkap Endang dalam paparanya di acara diskusi pengembangan pariwisata Kota Santri, Kamis (30/3/17).
Sedangkan bentuk dukungan lainya, kata Endang, seperti restoran baru ada 6 dan Rumah Makan ada 22. Endang melanjutkan, dukungan biro perjalanan juga baru ada 5 dengan dibantu 6 agen perjalanan wisata.

Untuk kelompok lebih kecil, lanjut Endang, pariwisata Kabupaten Pekalongan sudah didukung 50 pemandu wisata dan 15 kelompok sadar wisata atau Pokdarwis.

Di kesempatan yang sama, Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restouran Indonesia (PHRI) Kabupaten Pekalongan, Agus Handoyo menyampaikan keinginan agar pariwisata di Kabupaten Pekalongan agar lebih resperentatif lagi.

Untuk mendukung semua itu, kata Agus, diperlukan Badan Promosi Pariwisata sehingga harapanya agar secepatnya pemerintah daerah membentuk badan tersebut. 

Agus mengemukakan peran pemerintah daerah dalam menjembatani kebutuhan pariwisata dengan penyedia jasa wisata agar bisa dimaksimalkan. Sebab kondisi geografis Kabupaten sangat menguntungkan dengan adanya pantai dan pegunungan.
"Tinggal pemerintah memoles serta meningkatkan fasilitas pendukung seperti kawasan parkir, display souvenir, spot untuk istirahat termasuk fasilitas publik lainya," ujar Agus.
Agus melalui PHRI sangat mendukung adanya kebijakan tersebut melalui fasilitas yang dimiliki anggota termasuk penyediaan makanan khas daerah setempat baik di restoran maupun hotel-hotel yang masuk dalam wadah PHRI.
"Objek wisata dibikin senyaman mungkin sebagai daya tarik wisatawan dengan menyediakan buku panduan wisata atau booklet. Konsep wisata desa saat ini juga menarik. Kami dapat mendukung promosi makanan khas daerah di hotel-hotel kami,” tandasnya.

Post a Comment

 
Top