googlesyndication.com

0 Comment
Satukan Persepsi, NU Dan Muhammadiyah Halal Bi Halal Atasi Persoalan Disintegrasi Umat
Halal bi Halal PCNU dan PDM Kota Tegal



Kota Tegal
Menurut Abdal Hakim Tohari, Ketua Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU), ancaman terbesar perpecahan umat beragama disebabkan masalah seperti perbedaan pendapat yang dibesar-besarkan dan rendahnya toleransi antar umat beragama. Hal tersebut disampaikanya dalam Halal Bi Halal dan silaturahmi antara PCNU Kota Tegal dengan Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Tegal bersama segenap unsur pemerintah Kota Tegal di Gedung Adpura, Kompleks Balaikota Tegal, Senin (3/8/16).

Abdal Hakim Tohari mengatakan, pelaksanaan halal bi halal tersebut didasari oleh kondisi kerukunan umat beragama yang amat memperihatinkan pada sepuluh tahun terakhir.

Padahal, lanjutnya, sebagai generasi pewaris NU dan Muhammadiyah, kita diharapkan bisa meniru keteladanan yang telah ditunjukan oleh pendiri NU, KH Hasyim Asyari dan pendiri Muhammadiyah, KH Achmad Dahlan.

"Kehebatan beliau berdua, mampu menggunakan strategi yang berbeda dalam mengembangkan syariat Islam di Indonesia tanpa mempersoalkan perbedaan," ungkap Abdal Hakim Tohari yang juga merupakan panitia penyelenggara.
Di tempat yang sama, Nadirin Maskha, Ketua PD Muhammadiyah Kota Tegal mengaku bangga dengan adanya kegiatan silaturahmi dengan berbagai unsur ulama, unsur pemerintahan dan pengurus daerah organisasi keagamaan.

Nadirin Maskha membocorkan, bahwa kegiatan seperti yang sedang dilakukan ini banyak diminta oleh masyarakat tidak hanya sebatas halal bi halal, namun bisa berlanjut ke pengajian bersama.

"Hal tersebut dibuktikan banyak SMS masuk ke saya, yang meminta ini dilanjutkan. Tidak berhenti hanya di sini," terangnya.
Nadirin Maskha juga menyebut, adanya perbedaan NU dan Muhammadiyah tidak perlu lagi dipersoalkan, tapi justru kita harus satukan secara bersama-sama.
"Insya Allah, jika shof kita kuat. Maka kita juga akan menjadi orang kuat tanpa bisa ditembus dengan kekuatan apapun," tegasnya.
Walikota Tegal, Siti Masitha Soeparno yang turut hadir mengatakan, adanya pertemuan semacam ini, antara NU dan Muhammadiyah akan sangat berdampak pada semakin eratnya ukhuwah islamiyah antar kedua ormas islam terbesar di Indonesia, khusus nya di Kota Tegal.
"Apalagi sekarang ini sering beredar isu yang sangat berpotensi memecah kerukunan. Diharapkan dengan peran NU dan Muhammadiyah bisa dan mampu mengatasi disentegrasi yang terjadi pada umat," ujar Walikota.
Hadir dalam acara tersebut selain tokoh kedua ormas islam dan unsur pemerintahan, hadir pula Habib Thohir bin Abdullah, KHM Ibrohim, KH Hisyam Adnan, KH Nurcholis dan budayawan populer Kota Tegal, Atmo Tan Sidiq.

Kegiatan ditutup dengan pengajian akbar oleh Habib Thohir bin Abdullah Al Kaff yang mengupas momentum bersatunya umat islam seperti yang diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Post a Comment

 
Top