googlesyndication.com

0 Comment
Catatan Akhir Tahun 2014 Komunitas Diskusi “Rumah Joglo” Pasekaran - Batang Atas Pemerintahan Bupati Yoyok Riyo Sudibyo Dan Wakil Bupati Soetadi
Pemkot batang
Batang - Sudah hampir tiga tahun Bupati Yoyok Riyo Sudibyo dan Wakil Bupati H. Soetadi, SH, MM memimpin Kabupaten Batang. Selama masa tersebut tentu sudah banyak yang dilakukan dan masih banyak lagi yang mungkin bisa dilakukan sampai selesainya masa pemerintahan nanti.
Dari apa yang telah dilakukan oleh pemerintahan dengan slogan sekaligus visi utama
”birokrasi bersih dan ekonomi bangkit” tersebut  tentu ada kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan dan kekurangan ini kiranya perlu untuk dianalisa untuk refleksi sekaligus proyeksi ke depan yang lebih baik. Prestasi yang telah diraih dapat ditingkatkan sementara kekurangan yang ada bisa dikoreksi demi perbaikan dan keberhasilan pembangunan selanjutnya.
Dalam kerangka itulah komunitas diskusi “Rumah Joglo” Pasekaran – Batang membuat catatan akhir tahun 2014 atas pemerintahan Bupati Yoyok Riyo Sudibyo dan Wakil Bupati H. Soetadi, SH. MM. Catatan digali dari diskusi dengan para aktivis yang selama ini intens dalam mengamati dinamika pemerintahan dan anggota legislatif yang hadir dalam diskusi pada, 29 Desember 2014. Di antaranya; Agus Condro, H. Mu’afi, Andi Rudi Herianto, Wahyu Ardiyanto, Fatchurrozak Fazani, Agung Udjianto, dan lain-lain.

            Keberhasilan pemerintahan, menurut H. Mu’afi (anggota dewan dari Nasdem), selain tergantung dari kinerja eksekutif dan legislatif sebagai pemerintah juga tidak bisa lepas dari bagaimana partisipasi masyarakat di dalamnya. Ini terutama dalam kaitannya dengan kontrol atas proses pembangunan itu mulai dari perencanaan sampai pelaksanaannya. Apalagi kontrol oleh masyarakat justru sering lebih efektif dibanding kontrol oleh legislatif yang belum tentu disepakati oleh anggota legislatif lain mengingat beragamnya kepentingan.
            Terhadap visi “birokrasi bersih dan ekonomi bangkit’’ forum diskusi memberi catatan tentang perlunya ada ukuran yang jelas untuk menilai bagaimana birokrasi bersih dan ekonomi bangkit itu. Birokrasi bersih itu harus menjadi kemauan bersama dari seluruh birokrasi dan tidak tersusupi oleh kepentingan-kepentingan politis demi pelayanan publik yang maksimal. Birokrasi harus profesional dan menghindari diri dari korupsi maupun kepentingan ekonomi lain yang mengarah pada korupsi.
       
  Kinerja birokrasi harus terus ditingkatkan. Birokrasi yang selama ini terkesan kurang tegas harus lebih berani dalam menegakkan aturan maupun Perda. Karena masih lemahnya birokrasi dalam penegakan aturan ini maka raport birokrasi dinilai masih merah. Begitu pun dalam perencanaan pembangunan masih terkesan tidak matang. Birokrasi masih belum mampu menangkap atau menjadi kanal bagi aspirasi pembangunan yang muncul dari bawah. Birokrasi belum maksimal dalam usaha memacu pendapatan daerah dan cenderung masih terkesan memperbesar belanja.
           
 Terhadap pelaksanaan visi ekonomi bangkit forum menilai target ukur tidak jelas jadi terkesan masih lip service. Belum ada simpul-simpul ekonomi baru yang tumbuh. Proyek-proyek besar (beranggaran besar) banyak yang tidak berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi dibanding modal besar yang dikeluarkan. Contohnya adalah tugu batas kota, meskipun secara estetis cukup bagus tampilannya.
           
 Rencana pembangunan atau renovasi pasar juga terkesan kurang matang dalam perencanaannya. Baik itu dari sudut penganggarannya maupun rencana konsep penataan pedagangnya. Rencana serapan anggaran yang besar dapat mengurangi alokasi untuk sektor lain yang tidak tertutup kemungkinan justru bisa bernilai ekonomis untuk meningkatkan pendapatan. Rencana pembangunan PLTU juga masih berlarut tak kunjung ada penyelesaian yang tegas untuk kepastiannya.
          
  Ekonomi bangkit juga dipandang perlu bagi pemerintah untuk memperhatikan dengan serius dan memberikan dukungan kepada mereka yang bekerja di sektor formal tetapi di luar anggaran pemerintah. Misal kesejahteraan tenaga honores terutama guru. Termasuk guru TK yang honornya kecil tiap bulan hanya sekitar Rp 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah). Pemerintah perlu menganggarkan kembali seperti “uang ketupat” yang dulu juga dianggarkan oleh pemerintah sebelumnya.
           
 Dalam catatan akhir tahun ini forum tidak lupa memberikan apresiasi atas capaian berupa banyaknya penghargaan yang telah diterima oleh pemerintah daerah kabupaten . Prestasi pemerintah atas keterbukaan atau transparansi anggaran, penghargaan ISO untuk LPSE, penghargaan untuk efisiensi atau penghematan dengan penggunaan lampu LED, meningkatnya nilai investasi dan penghargaan bidang LAKIP dan lainnya diharapkan dapat memacu pemerintah dan jajaran birokrasinya untuk meningkatkan kinerja yang maksimal.
        
    Ke depan, dalam melaksanakan program yang sudah dicanangkan, pemerintah diharapkan juga dapat mencontoh kota-kota lain yang lebih maju pembangunannya. Di antaranya misalnya dapat diorientasikan pada 10 prinsip pembangunan kota yang telah dirumuskan oleh para walikota sedunia di Singapura yang disebut dengan “dasasila singapura”.
          
  Dasasila Singapura itu meliputi: 1. Kota harus berpusat pada kebahagiaan manusianya, 2. Kota harus merangkul teknologi, 3. Membanguna saling percaya yang tinggi antar warga kota dan pemerintah, 4. Tidak ada kota yang persis sama, 5. Kesuksesan ekonomi berbanding lurus dengan peningkatan kualitas lingkungan, 6. Transparansi dan open goverment harus jadi agenda reformasi utama, 7. Kota harus punya jiwa dan wajah yang khas (karakter), 8. Ruang kota harus bisa bikin kangen, 9. Kota harus inklusif, ramah anak, wanita & kaum minoritas dan 10. Kota harus bisa berkolaborasi sambil berkompetisi.
            
Demikian catatan akhir tahun forum diskusi “Rumah Joglo” Pasekaran – Pasekaran. Semoga bermanfaat untuk Batang ke depan yang lebih baik.

Post a Comment

 
Top