Pikma Universitas Pekalongan
benar-benar bisa berlapang dada, 90 % dari 150 peserta bisa hadir dalam seminar
yang diselenggarakannya di Gedung Amarta Mataram . Tema “Satukan Tekad Bebaskan Aids: Memutus Rantai
Penularan HIV/AIDS Dan Penggalangan Sejuta Koin ODHA” dipandu oleh para
narasumber, Darmono Muhammad Skp, NS (Trainer VCT HIV/AIDS) dan Dr. Mario Anang
M, Kes (dinas Kesehatan). Kegiatan diadakan dalam rangka memperingati Hari
HIV/AIDS Sedunia pada tanggal 1 Desember baru lalu. Sebelumnya mereka menyelenggarakan
pula, penyuluhan dan test VCT di Rutan Kota Pekalongan pada tanggal 22 November
2014, dan penggalangan dana pada tanggal 5 dan 6 Desember 2014.
Angka terbesar pengidap HIV/AIDS seluruh
Indonesia dipegang Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, sedang untuk wilayah Propinsi Jawa
Tengah, secara berurutan, Semarang, Grobogan, dan Jepara. HIV/AIDS bukan
merupakan penyakit keturunan atau diturunkan, melainkan penyakit menular.
Sekalipun bayi yang mengidapnya penyakit tersebut akibat ditularkan.
Dalam suatu session tanya jawab terungkap, bahwa kampanye penanggulangan
HIV/AIDS yang terkesan menakutkan, dan
atau dari segi perikemanusiaan hanya merangkul para ODHA (Orang Dengan
HIV/AIDS) dalam satu pergaulan kemasyarakatan wajar ini tidak diimbangi upaya
penelitian untuk menemukan wacana penyembuhan yang memadai. Padahal, di
Propinsi Papua yang memegang Positif Rate pengidap HIV/AIDS tinggi telah ditemukan
berjajar obat herbal, dari sekadar Sarang Semut, Buah Merah, dan tanaman hutan
langka yang bisa bernilai ratusan juta rupiah, lazim disebut “Pohon Menangis." Terkait
hal ini Darmono Muhammad menanggapi, “Upaya penyelenggaraan penelitian guna
menemukan vaksin dilakukan di Amerika Serikat dan Kanada pada 600-an orang
pasien. Sedang dari 29 kasus di Indonesia yang mengklaim kesembuhan dari HIV/AIDS,
baik dari kalangan therapis, kyai, dukun, bahkan obat herbal sekalipun, masih
tetap menunjukkan potensi gejala-gejala mengidap penyakit HI/AIDS.”
~Oleh: Arry Anand~
Post a Comment