Kota Pekalongan-
(MC/Diskominfo/AN Takari)
Bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Tekhnologi (BPPT) dan sejumlah lembaga lain seperti Ministry of Agriculture,Forestry and Fisheries of Japan (MAFF), Fisheries research Agency of Japan (FRA ) dan North Pacific Marine Science Organization (PICES), Dinas Pertanian , Peternakan dan Kelautan (DPPK) Kota Pekalongan menggelar acara The 2nd International Workshop on Sato umi di Hotel Grand Sahid Mandarin, Kota Pekalongan. Workshop ini akan berlangsung dua hari yakni Rabu dan Kamis (26 dan 27 / 11).
Dalam laporanya Kepala Pusat pendidikan dan latihan (Pusdiklat) BPPT Prof Suhendar I Sachoemar menjelaskan Sato Umi merupakan konsep pengelolaan sumberdaya perikanan secara berkelanjutan dimana intervensi manusia dalam pengelolaan sumberdaya perikanan di wilayah pesisir dan laut dapat meningkatkan produktivitas dan keragaman jenis sumberdaya perikanan. Dalam skala yang lebih luas,
“konsep dasar SATO-UMI dapat diterapkan untuk menjaga keseimbangan ketersediaan sumberdaya alam sebagai sumber pangan dengan menjaga stabilitas ekosistemnya,” katanya.
Karenanya sejalan dengan paradigma yang berkembang secara global dalam menghadapi perubahan dan kerusakan lingkungan baik akibat eksploitasi sumberdaya alam secara berlebihan maupun akibat perubahan iklim dan pemanasan global, sudah saatnya Indonesia menerapkan konsep pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam dengan memperhatikan keseimbang dan stabilitas sumberdaya alam dan lingkungannya seperti dalam konsep Sato Umi.
“Sato sendiri dapat diterjemahkan sebagai masyarakat dan Umi adalah Laut jadi Sato Umi adalah Masyarakat laut,” tambahnya.
Untuk itu perlu dikembangkan suatu konsep gerakan pembangunan, pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan, pesisir dan kelautan secara bijaksana, seimbang, harmonis, terintegrasi dan lebih produktif dengan melibatkan masyarakat secara aktif seperti dalam konsep GEMPITA-SPL (Gerakkan Masyarakat Peduli Kelestarian-Sumberdaya Perikanan, Pesisir dan Laut) atau SFiCoMS (Sustainable Utilization of Fisheries, Coastal and Marine Resources for Society) yang tengah dikembangkan BPPT.
Sementara itu Walikota Pekalongan dr HM basyir Ahmad dalam sambutanya mengapresiasi langkah BPPT yang menggelar Workshop Sato Umi di Kota Pekalongan.
“Apalagi selama ini kami sudah banyak mendapat pendampingan dari BPPT dalam mengatasi berbagai masalah diantaranya rob,” tegasnya.
Terkait masalah rob ini Basyir menilainya tidak melulu sebagai musibah. Namun juga berkah. Terbuki sawah-sawah yang rusak akibat air rob bisa kami manfaatkan sebagai tambak udang vaname yang bernilai ekonomis tinggi,” tambahnya.
Karenanya untuk mengatasi masalah rob Basyir mengatakan selain perlu percepatan perbaikan, masyarakat juga diminta bisa segera beradaptasi dengan kondisi yang ada.
“Perubahan iklim yang terjadi terus menerus juga harus selalu kita antisipasi,” tandas Basyir.
Dari kegiatan ini diharapkan bisa mendukung pengembangan budidaya perikanan secara berkelanjutan di wilayah pesisir.
Hadir juga dalam acara ini Kepala BPPT Dr Unggul Priyanto, DR M Makino dari PICES dan Prof T Yanagi, Kyushu University and International EMECS Center yang juga bertindak sebagai keynote Speech.
(MC/Diskominfo/AN Takari)
Post a Comment