googlesyndication.com

0 Comment
Putra Aceh Tulis Buku Sejarah Singkil untuk Generasi Muda
Buku Sejarah Singkil untuk Generasi Muda
SINGKIL 
Seorang putra Aceh asal Singkil Utara, Aceh, Sadri Ondang Jaya, menulis buku untuk generasi muda berjudul “Singkil dalam Konstelasi Sejarah Aceh”. Buku itu diterbitkan FAM Publishing, Divisi Penerbitan Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia.

Sadri Ondang Jaya yang pernah menjadi Kabag termuda di Sekdakab Aceh Singkil, yaitu Kabag Humas, Protokoler, dan Infokom serta pernah ‘mangkal’ di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Aceh Singkil, ini menyebutkan, buku yang ditulisnya salah satu buku yang mengisahkan tentang kehebatan dan kejayaan Singkil di masa lalu serta hubungannya dengan kejayaan Kerajaan Islam Aceh Darussalam.

“Buku ini memaparkan dengan jernih kronika dan heroik perang antara pasukan Belanda dengan rakyat Singkil. Sehingga memunculkan pahlawan-pahlawan kesuma bangsa termasuk sosok pahlawan wanita, Siti Ambia namanya,” kata Sadri Ondang Jaya, Jumat (27/3).

Buku setebal 304 halaman ini juga mengisahkan pernak-pernik dan dinamika, falsafah hidup orang Singkil dan sejarah Kerajaan Singkil serta hubungan dengan kerajaan Islam Aceh Darussalam.

Selain itu, buku tersebut mengungkap dengan gamblang kisah dua orang ulama yang  tidak saja tersohor di Nusantara tetapi juga di mancanegara. Kedua ulama itu adalah Syekh Hamzah Fansuri dan Syekh Abdurrauf yang notabene keduanya putra Singkil.

“Kedua ulama ini sangat berpengaruh di Kerajaan Islam Aceh Darussalam. Merekalah yang menata peradaban dan kehidupan sosial kemasyarakatan plus budaya di Kerajaan yang pernah dipimpin oleh Iskandar Muda, sehingga kerajaan itu, menjadi kerajaan Islam terbesar di dunia,” jelas Sadri yang juga pernah menjadi “kuli tinta” di Koran Kampus Unsyiah, Tabloid Gema Baiturrahman, Harian Serambi Indonesia, dan Harian Rakyat Aceh serta penulis lepas di beberapa media online.

Sadri Ondang Jaya lahir di Gosong Telaga Selatan, Singkil Utara, Aceh Singkil pada tanggal 12 Agustus 1969. Pekerjaannya guru. Karena kurang “serasi” menjadi birokrat, apalagi yang tidak sesuai dengan latar belakang ilmunya, beliau memilih kembali menjadi pelayan guru dan murid di kelas dan di luar kelas.

“Sepertinya melayani murid lebih enjoy dan menyenangkan,” ujarnya.

Laki-laki yang selalu berpenampilan sederhana ini tidak pernah diam. Ia tergolong aktif dan kreatif. Hobinya selain membaca juga menulis. Karena hobi itulah, acapkali tulisannya nongol di berbagai media. Tulisannya beragam, ada cerpen, opini dan essay.

Ketua Majelis Pemuda Indonesia (MPI) DPD-II KNPI Aceh Singkil yang juga suami dari Eva Rinawati, ayah dari Muhammad Hadi Akbar dan Muhammad Faiz Nabilla ini, pernah mengecap pendidikan di SMP Negeri satu Singkil, MTsh dan Pesantren Darul Hasanah Syekh Abdurrauf, SPG Negeri Tapaktuan dan FKIP Unsyiah Banda Aceh. (rel)

Post a Comment

 
Top