Pekalongannews, Kota Pekalongan - Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMK N) 2 Pekalongan Kali ini, jadi sasaran si jago merah. Lima ruangan penting, termasuk bilik guru dan ruang bimbingan konseling (BK), ludes dilalap api pada Rabu petang, 17 September 2025. Kerugian material ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Api yang diduga dipantik oleh korsleting listrik ini bermula dari gudang di belakang sekolah. Hanya dalam hitungan menit, si jago merah merambat dengan cepat, melahap ruang pertemuan dan beberapa ruangan di sekitarnya.
Wakil Kepala Sarana dan Prasarana SMK 2 Pekalongan, Thoriq Afib, mengakui sempat terjadi upaya pemadaman dini.
"Kami sempat berusaha memadamkan api dengan APAR, namun api malah makin membesar," tutur Afib, menandakan kegagalan total dari upaya mandiri tersebut.
Di tengah kepanikan, guru dan siswa yang sedang menjalani kegiatan ekstrakurikuler berjibaku menyelamatkan dokumen penting dan sejumlah aset sekolah. Mereka bergerak cepat, sekaligus menghubungi pemadam kebakaran.
Tim Damkar Kota Pekalongan tiba di lokasi, namun drama pemadaman tak berjalan mulus. Komandan Peleton (Danton) Damkar, Nur Arifin, menyebut timnya sempat terganjal masalah teknis.
"Kami butuh dua jam untuk menaklukkan api," ujar Arifin.
Ia menambahkan, di awal proses, kami sempat terkendala selang yang bocor akibat nozzle yang sudah tua.
Meskipun terhalang usia peralatan, api akhirnya berhasil dipadamkan dan mencegah amukan lebih jauh ke ruang-ruang kelas utama.
Kepastian soal pemicu kebakaran kini diserahkan ke pihak kepolisian.
Dugaan awal tetap mengarah ke hubungan arus pendek listrik yang lazim menjadi biang keladi. Beruntung, insiden ini tak merenggut korban jiwa.
Pihak sekolah kini tengah mendata kerugian dan memastikan kegiatan belajar mengajar tak terganggu.
Api yang diduga dipantik oleh korsleting listrik ini bermula dari gudang di belakang sekolah. Hanya dalam hitungan menit, si jago merah merambat dengan cepat, melahap ruang pertemuan dan beberapa ruangan di sekitarnya.
Wakil Kepala Sarana dan Prasarana SMK 2 Pekalongan, Thoriq Afib, mengakui sempat terjadi upaya pemadaman dini.
"Kami sempat berusaha memadamkan api dengan APAR, namun api malah makin membesar," tutur Afib, menandakan kegagalan total dari upaya mandiri tersebut.
Di tengah kepanikan, guru dan siswa yang sedang menjalani kegiatan ekstrakurikuler berjibaku menyelamatkan dokumen penting dan sejumlah aset sekolah. Mereka bergerak cepat, sekaligus menghubungi pemadam kebakaran.
Tim Damkar Kota Pekalongan tiba di lokasi, namun drama pemadaman tak berjalan mulus. Komandan Peleton (Danton) Damkar, Nur Arifin, menyebut timnya sempat terganjal masalah teknis.
"Kami butuh dua jam untuk menaklukkan api," ujar Arifin.
Ia menambahkan, di awal proses, kami sempat terkendala selang yang bocor akibat nozzle yang sudah tua.
Meskipun terhalang usia peralatan, api akhirnya berhasil dipadamkan dan mencegah amukan lebih jauh ke ruang-ruang kelas utama.
Kepastian soal pemicu kebakaran kini diserahkan ke pihak kepolisian.
Dugaan awal tetap mengarah ke hubungan arus pendek listrik yang lazim menjadi biang keladi. Beruntung, insiden ini tak merenggut korban jiwa.
Pihak sekolah kini tengah mendata kerugian dan memastikan kegiatan belajar mengajar tak terganggu.



No comments:
Post a Comment