googlesyndication.com

0 Comment
Berbuka bersama sudah jamak dilakukan oleh mereka yang muslim atau beragama islam, namun akan berbeda suasananya bila buka bersama diikuti juga oleh mereka dengan latar belakang yang berbeda agama seperti Kristen, Budha dan Khonghucu. Seperti yang dilakukan oleh sekelompok pelajar SMA yang sudah berumur ini, alias alumni SMA Masehi Kota Pekalongan angkatan 87, mereka berbuka bersama untuk tetap bisa menjalin kebersamaan, bersilaturahmi dan bersosialisasi dengan cara mereka sendiri, seperti apa?

Menurut pembina acara sekaligus penyandang dana kegiatan, Teguh Seno Aji (49 th) di Hotel Nirwana, Sabtu (10/6/17), sudah menjadi kebiasaan teman-teman satu angkatanya menjaga silaturahmi dengan berbagai kegiatan, meski sebagian diantara mereka sudah tidak tinggal di Kota Pekalongan atau sudah tersebar diberbagai kota.
"Kami tidak melulu kangen-kangenan melalui kegiatan reuni saja, namun dalam satu tahun kalender ada beberapa acara yang kami gelar, salah satunya buka puasa bersama," ungkap pria yang menjadi mualaf sejak 15 tahun lalu.
Teguh Seno Aji mengatakan, dirinya sangat terbantu dengan adanya teknologi komunikasi seperti whats'app dan media sosial lainya, sehingga semua sudah terhubung dalam satu grup dan setiap saat masih selalu intens berbagi khabar.

Kegiatan buka bersama ini, kata Teguh Seno Aji, merupakan yang ketiga kalinya di bulan Ramadhan tahun ini, hampir semua teman-temanya menyempatkan hadir meski harus datang dari luar kota.
"Rasa kekeluargaan dan kebersamaan di alumni 87 ini cukup besar, meski mereka memiliki latar belakang sosial, etnis serta agama yang berbeda dan semunya tidak ada persoalan," ucap pengusaha yang akrab dipanggil Pak Kaji.
Teguh Seno Aji menjelaskan, toleransi di dalam grup alumnus SMA Masehi angkatan 87 merupakan hal yang paling diutamakan, rasa persaudaraanya juga cukup tinggi. Terbukti ketika ada rekan yang tidak hadir karena dalam kondisi sakit keras, serta merta mereka semua tergerak untuk melakukan penggalangan dana untuk membantu meringankan beban keluarganya.
"Kami juga menyisihkan rejeki untuk membantu rekan kami yang tertinggal secara ekonomi. Biasanya kami memberikan santunan pada saat kegiatan bersama," terangnya.
Teguh Seno Aji menuturkan, pluralisme sudah ia praktekan begitu juga rekan-rekanya. Meski berbeda aqidah, teman-teman yang beragama Nasrani, Budha dan Khonghucu mendukung kegitan rekanya yang muslim untuk berbuka bersama. Begutupun sebaliknya, bila ada kegiatan Natal atau yang lainya, rekan yang muslim juga membantu temanya yang sedang merayakanya.
"Jadi bisa diibaratkan kegiatan buka bersama ini merupakan buka bersama rasa Pancasila karena dikeluarga besar saya juga demikian, mereka semua berbeda agama termasuk saya yang muslim dan mereka tidak ada yang mempertentangkan malah beragamnya agama yang dianut sempat membuat heran orang lain," ujarnya sambil tertawa.
Senada dengan Teguh Seno Aji, Ketua Panitia penyelenggara kegiatan buka bersama, Tan Hok Kwat (50 th) membenarkan apa yang dikatakan rekanya. Ia menegaskan tidak ada persoalan dalam kehidupan sosial terkait dengan perbedaan etnis dan agama.
"Malah yang ada kebiasaan guyon sarkasme namun itu masih dianggap sebagai keakraban dalam bercanda bukan dianggap sebagai bullying," katanya.
Sekedar tambahan, lanjut Tan Hok Kwat, mayoritas angota alumnus SMA Masehi angkatan 87 adalah muslim, Kristen, Budha dan Khonghucu profesi mereka sangat beragam ada yang pengusaha, wiraswasta, PNS, guru dan karyawan.
"Usia mereka rata-rata 50 tahun dan hal yang paling menyenangkan dalam rentang usia tersebut adalah bagaimana menikmati kehidupan yang nyaman seperti bertemu dengan teman lama dan berkumpul bersama serta mengenang masa lalu," tutur Tan Hok Kwat.
Sudah tidak ada hal-hal aneh yang ingin dikerjakan selain bisa bersama dengan semua teman-temaan seperti masa SMA dahulu, sebab anak-anak sebagian sudah besar dan mandiri, bahkan banyak diantara kami sudah memiliki cucu.
"Jadi kami memiliki cara bagaimana harus hidup bahagia tanpa diributi dengan persoalan yang sedang ramai akhir-akhir ini," jelasnya sembari pamit mengakhiri pembicaraan.

Post a Comment

 
Top