googlesyndication.com

2 Comment
Kota Pekalongan
Inilah penampakan dua lopis raksasa yang nantinya siap disajikan kepada puluhan ribu masyarakat yang akan menyesaki dua lokasi lopis raksasa berada, dalam sebuah tradisi Syawalan yang sudah berjalan turun temurun.
Kedua lopis raksasa tersebut ditempatkan masing-masing di Krapyak Kidul dan Krapyak Lor.

Menurut Ketua panitia penyelenggara Syawalan di Krapyak Lor, Ahmad Timbul (60 th) mengatakan, pembuatan lopis raksasa tahun ini menghabiskan bahan baku beras ketan mencapai 1,7 ton dan dimasak terus menerus selama 5 hari 5 malam.

"Saking beratnya, untuk mengangkat lopis raksasa dari lokasi memasak ke lokasi yang sekarang harus menggunakan crane," ungkapnya saat ditemui di kediamannya.
Ahmad Timbul menyebut, lopis raksasa tahun ini lebih berat dari pada tahun sebelumnya.
Inilah Penampakan Dua Lopis Raksasa Dalam Tradisi Syawalan Di Kota Pekalongan
Penampakan lopis raksasa krapyak kidul 
Penampakan lopis raksasa Krapyak Lor


"Kalau untuk tinggi dan diameter relatif sama, dengan tinggi 2 meter dan diameter 80 centimeter. Hanya bobotnya saja yang berbeda," terangnya.
Dijelaskan Dia, pembuatan lopis raksasa menghabiskan anggaran sebesar Rp 13 juta. Dan total anggaran yang dihabiskan untuk penyelenggaraan perayaan syawalan tercatat Rp 24,2 juta.
"Anggaran segitu masih saya gunakan untuk membiayai penyelenggaraan lomba-lomba seperti, panjat pisang dan pukul kendil. semuanya untuk meramaikan syawalan," jelasnya.
Sementara itu menurut wakil panitia syawalan Krapyak kidul, Muta'in menyampaikan, ditempatnya lopis raksasa berukuran tinggi 2 meter dan berat mencapai 1,3 ton.
"Ukuran tersebut masih sama dengan tahun kemarin, karena alat memasaknya atau dandang untuk mengukus lopis ukuranya tetap. Jadi ukuran juga ikut sama," ungkap Muta'in di lokasi.
Anggaran untuk menyelenggarakan Syawalan tahun ini sebesar Rp 26juta.
Semua sudah dipergunakan akan tetapi belum termasuk panggung acara dan tenda.
"Bantuan yang diterima panitia dari pemerintah sebesar Rp 24,2 juta sisanya ditutup dengan swadaya masyarakat," jelas Muta'in.





Post a Comment

 
Top