googlesyndication.com

3 Comment
Ironi Musik Di Kota Batik
Ilustrasi Musik
KOTA PEKALONGAN - Perkembangan musik di Kota Pekalongan saat ini sangat kurang tidak seperti di Solo, Semarang,dan Jogja.Kondisi ini Diperparah Pihak Pemkot juga tidak mengizinkan adanya musik rock atau band terkenal untuk konser di Kota Batik.Malah saat ini banyak menjamur orkes musik melayu dan organ tunggal, akibatnya banyak anak muda pecinta musik yang menjual alat musik yang dimilikinya seperti gitar, drum dan lain -lain karena tidak adanya ruang bagi mereka untuk berexpresi dan menyalurkan obi serta kreatifitas mereka.Setali tiga uang para pengusaha studio musik pun mengeluh dengan anjloknya antusiasme masyarakat untuk bermain musik, ini ditandai dengan penurunan omset 40 % dibanding tahun 2014 yang notabene tidak ada peningkatan dari tahun ke tahun.

Salah satu komunitas musik yang masih bertahan yaitu KOMUNITAS  IGAM (Idup Gembira Awet Muda ) berdiri sejak 1995 di monumen perjuangan Kota Pekalongan.Komunitas ini dibentuk oleh pecinta musik berbagai genre di Pekalongan dan biasa mengadakan kopi darat 3x seminggu yaitu malam minggu, malam rabu, dan malam jumat mulai jam 20:00 - 24:00 di Monumen.Alat musik yang digunakan biasanya bernilai 2,5 juta kebawah dan berkonsep sederhana.

Ketua Igam sekaligus pelatih musik spesialis gitar melodi Tatok Triartono kepada Pekalongan news mengatakan 
"Bagi yang ingin bergabung silahkan datang saja dan bebas ingin membawa alat musik apa sajabahkan tidak bawa alat pun tidak apa apa.Salah satu kendala kami yaitu tidak tersedianya alat musik drum, selain itu kami juga biasa diundang untuk acara pernikahan, upacara peringatan dan jadwal kami dari tanggal 16 - 30 agustus sudah penuh.Selain memberikan tontonan gratis bagi masyarakat setempat, gelaran itu juga untuk merekatkan persaudaraan di antara para pelaku seni musik. Mereka terdiri dari berbagai aliran musik dan sejumlah band lokal setempat.Sejumlah band yang hadir dalam gelaran tersebut secara bergantian menampilkan kebolehannya. Rata-rata, setiap band menyajikan dua hingga tiga lagu saya itu sejak sd bisa main gitar mas lalu smp sudah bisa gitar melodi mudah mudahan ini kalo sudah ganti walikota seni bermusik bisa bangkit lagi lah jangan dangdut tok..! atau campursari terlebih lagi saya kasihan dengan anak muda yang punya alat musik hanya untuk menghibur diri sendiri ini ibarat Ironi Musik Di Kota Batik.Harapan saya agar komunitas ini memiliki penggemar lebih banyak serta musik itu jalan terus HIDUP MUSIK ...!!!",ujarnya.
KOMUNITAS  IGAM ( Idup Gembira Awet Muda )
Ketua Igam Tatok Triartono
Pria asli Kota Malang Jawa Timur ini menambahkan 
"Saya sendiri penggemar berat Rhoma Irama jadi kalau ada yang ingin belajar melodi lagu Rhoma Irama ya.. tanya saya saja",ucapnya.
Perlu diketahui konser musik yang pernah ada di Kota Pekalongan membuktikan antusiasme para pengemar sangat tinggi sayangnya seringkali tidak sesuai dengan kapasitas atau daya tampung lokasi konser yang dipilih pihak penyelenggara. Sehingga yang terjadi adalah tragedi, Sejumlah catatan konser musik yang menelan korban jiwa kebanyakan akibat kurangnya diantisipasi hal itu.


Post a Comment

 
Top