googlesyndication.com

0 Comment
Pekalongan 28 november 2014
Mbah Tohir Umbar Kaca mata Subyektif “Kok Bisa”
mbah Tohir
Aktor teater gaek dari Surabaya, Mbah Tohir, dengan jalan terpincang-pincang ini masih piawai memerankankan karyanya “Kok Bisa”. Dengan 1 tongkat penyangga dia masih mampu menuntaskan lakon monolognya. Dalam durasi mendekati 1 jam dia memukau dengan kritik sosialnya, yang menekankan pada jati diri “Perempuan”. Tak terlewatkan, dia pun menyisipkan lelucon-leluconnya yang menunjukkan seorang  mantan anggota Srimulat angkatan tahun 1966. Gerak-gerik yang sudah tak kenal jengah lagi dengan paparan panggung, yang telah digelutinya sejak SMP.
Dari polah tingkah Mbah Tohir, dua patah kata “Kok Bisa” menjadi suatu rangkaian penuturan tak berbatas dan menjadi magnet tiap perhatian penonton. Pemirsa dibuat terlena laksana anak-anak kecil dinina-bobokkan dongeng Abu Nawas yang membuahkan cekikikan di sela kantuknya. Suatu ajang penggugah minat untuk lebih berkomitmen dalam menggeluti dunia teater. Memicu upaya pembelajaran tanpa harus menunggu tersibaknya talenta seseorang yang berkaitan dengan nilai seni.
Puing-puing sosok perempuan dibiarkan tercerna sebagai kisah-kisah secara terpisah. Gejala zaman yang serta merta mengusung perubahan peran tersajikan dalam kecenderungan kaum hawa untuk bersaing menampilkan keunggulannya dibanding lawan jenisnya. Emansipasi yang berujung pada ketidakterlepasan kodrati makhluk yang tetap melekat pada kebutuhan perlindungan dari pesaingnya.Yang pada akhirnya memandu dongeng biologisnya merunut pentahapan kehidupan berumaha tangga.
Acara ini digelar Jum'at , 28 November 2014 pukul 20:00 WIB di Gedung C lantai 3 Universitas Pekalongan. Diselenggarakan oleh BEM Universitas Pekalongan, berkolaborasi dengan Teater Zenith, Teater Unique, Sogan, dan Gandewa.
~Oleh: Arry Anand~

Post a Comment

 
Top